Mohon tunggu...
Andreas Neke
Andreas Neke Mohon Tunggu... Guru - Pegiat media sosial

Andreas Neke lahir di Sobo (Mangulewa) pada 08/03/80. Pendidikan Dasar di SDI Waruwaja. Pendidikan Menengah di SMPN 2 Bajawa dan SMAN Bajawa. Selanjutnya ke Seminari KPA St. Paulus Mataloko (2 tahun) , dan Pendidikan Calon Imam Kapusin (OFM Cap) di Sibolga (1 tahun), Parapat (1 tahun) , Nias (1 tahun), STFT St. Yohanes Pematangsiantar (4 tahun), TOP di Paroki St. Fransiskus Xaverius Ndondo (10 bulan), serta Pasca Sarjana (2 tahun). Pernah mengajar di SMA St. Clemens Boawae (2010-2017). Saat ini mengajar di SMK Sanjaya Bajawa. Aktif menulis opini di HU Flores Pos. Sudah menulis 2 buah buku yang berjudul REMAJA DAN PERGUMULAN JATI DIRINYA dan IMAN YANG MEMBUMI. Tinggal di Padhawoli, Kel. Trikora, Bajawa, Flores, NTT.

Selanjutnya

Tutup

Bola

Memerdekakan Sepak Bola

2 Juni 2024   18:28 Diperbarui: 2 Juni 2024   18:39 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSsisGYmYBHwsTYafIJPVJcjAWekOVVO7iQ3JjS7WC7qP9f2-Evwko2QGyobZY1euln_eY&usqp=CAU


Banyak kasus dan tragedi memilukan bermula dari kebutusan kontroversial sang pengadil. Yang sejatinya bahwa wasit harus dapat mengambil keputusan sesuai dengan hal yang sebenarnya terjadi dalam sebuah pertandingan, tetapi bukan pengambil keputusan yang menguntungtungkan satu pihak dengan merugikan pihak lain.
Hal lainnya bahwa peran suporter dalam sebuah pertandingan adalah hal yang teramat penting. Saking pentingnya peran mereka sehingga sering disebut pemain keduabelas. Sejatinya para suporter menyadari dirinya hanya sebagai penonton. Mereka membeli karcis untuk menyaksikan indah dan menawannya sebuah pertandingan sepak bola. Mereka bukanlah pemain apalagi wasit sehingga dapat sesuka hati melakukan apapun yang dimaui, termasuk menjadikan arena sepak bola sebagai arena gladiator.


Pada akhirnya harus pula disadari bahwa pertandingan sepak bola hanya berlangsung 2 x 45 menit ditambah 15 menit untuk water break. Ketidakpuasan terhadap sebuah pertandingan harus dikomentari secara bijak, tanpa harus melebih-lebihkannya sehingga menambah durasi pertandingan di luar arena, yang pada akhirnya akan melahirkan tragedi kemanusiaan lainnya.


Fakta yang terjadi pada momen ETMC (2017) menunjukkan bahwa pertandingan luar arena masih terjadi. Semua orang merasa dirinya benar sehingga merasa berhak untuk mengatakan apapun. Perang kata-kata terus terjadi, baik dalam dunia nyata maupun dunia maya, sehingga mengarahkan individu dan kelompok untuk saling membenci satu dengan yang lainnya.


Bila demikian halnya, energi kita akan tersedot untuk mengurusi hal-hal yang tidak perlu dengan mengabaikan hal yang paling mendasar dalam persepakbolaan yakni pembinaan mental dan skill baik bagi oficial, wasit, pemain, maupun suporter yang adalah masyarakat kebanyakan. Ketika masyarakat kita masih terbelenggu oleh kepentingan sesaat serta budaya adu jotos, adu mulut, dan sentimen primordialisme, berarti mengabaikan intelektualitas, keseriusan, kerja keras, pengorbanan, dan totalitas, yang adalah ciri masyarakat yang telah bebas dari cara pandang kerdil dan picik, baik dalam persepakbolaan maupun dalam banyak hal lainnya.


Patut disadari bahwa perhelatan ETMC (2017) telah usai. Siapapun yang mengangkat tropi, pemenangnya adalah masyarakat NTT. Tragedi kemanusiaan yang telah terjadi adalah juga tragedi kemanusiaan masyarakat NTT. Sejatinya momen ETMC dan kemerdekaan tahun ini dapat memerdekakan diri dan masyarakat kita dari aneka belenggu yang membawa kita pada tragedi kemanusiaan lainnya, termasuk kebodohan dan kemiskinan yang telah lama menjadi bantal guling masyarakat kita. Bravo sepak bola NTT. Bravo NKRI.

Tulisan yang sama dapat dibaca dalam:

1. https://andreasneke.blogspot.com.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun