Mohon tunggu...
Andreas Neke
Andreas Neke Mohon Tunggu... Guru - Pegiat media sosial

Andreas Neke lahir di Sobo (Mangulewa) pada 08/03/80. Pendidikan Dasar di SDI Waruwaja. Pendidikan Menengah di SMPN 2 Bajawa dan SMAN Bajawa. Selanjutnya ke Seminari KPA St. Paulus Mataloko (2 tahun) , dan Pendidikan Calon Imam Kapusin (OFM Cap) di Sibolga (1 tahun), Parapat (1 tahun) , Nias (1 tahun), STFT St. Yohanes Pematangsiantar (4 tahun), TOP di Paroki St. Fransiskus Xaverius Ndondo (10 bulan), serta Pasca Sarjana (2 tahun). Pernah mengajar di SMA St. Clemens Boawae (2010-2017). Saat ini mengajar di SMK Sanjaya Bajawa. Aktif menulis opini di HU Flores Pos. Sudah menulis 2 buah buku yang berjudul REMAJA DAN PERGUMULAN JATI DIRINYA dan IMAN YANG MEMBUMI. Tinggal di Padhawoli, Kel. Trikora, Bajawa, Flores, NTT.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ternak dalam Peradaban Manusia

1 Juni 2024   20:06 Diperbarui: 1 Juni 2024   20:31 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Manakala manusia membutuhkan tanaman untuk makan dan keperluan lainnya, barulah mengadakan pencarian. Demikian ketika manusia membutuhkan hewan untuk makan dan daya guna lainnya, barulah diadakan perburuan dan penangkapan secara pribadi atau bersama.


Demi intensifikasi kehidupan, cara hidup manusiapun berubah. Manusia mulai beralih dari cara hidup nomaden ke cara hidup menetap (sedenter). Manusia mulai memiliki pondok/rumah untuk tinggal. Konsekuensinya ialah ketercukupan persediaan makanan. Tuntutan ini mengharuskan pemeliharaan terhadap tumbuhan dan hewan yang dianggap bisa dikonsumsi dan berguna bagi kehidupan manusia.


Perlahan manusia mulai mengenal istilah perkebunan dan pertanian untuk tanaman dan peternakan untuk hewan. Hewan yang bisa dikonsumsi dan serentak berdaya guna mulai dipelihara dan diternakan. Pada intinya manusia mulai mengenal domestifikasi. Rumah untuk manusia, kebun/ladang untuk tumbuhan, dan kandang untuk hewan. Inilah yang menjadi salah satu ciri modernitas manusia.


Seiring dengan sejarah perdabannya manusia mulai mengenal yang namanya hewan liar, hewan piaraan, dan hewan ternak. Hewan liar merupakan hewan yang hidup bebas. Hewan-hewan ini diburu untuk dimakan dagingnya, diambil kulitnya untuk pakaian, atau diambil gadingnya untuk hiasan.


Hewan piaraan merupakan hewan yang biasa dipelihara manusia untuk kesenangan atau hobi. Kucing, burung, hamster, dan anjing termasuk dalam kategori ini. Anjing misalnya dipelihara demi kesenangan juga untuk keamanan rumah ataupun mencari jejak.


Sedangkan hewan ternak merupakan hewan yang sengaja dibiakkan untuk kebutuhan konsumsi maupun industri. Contoh hewan ternak antara lain sapi, kerbau, kuda, kambing, ayam dan itik. Hewan ternak dapat dimanfaatkan daging, telur, kulit, bulu dan susunya bagi kebutuhan manusia.


Ternak adalah hewan yang dengan sengaja dipelihara sebagai sumber pangan, sumber bahan baku industri, atau sebagai pembantu pekerjaan manusia. Usaha pemeliharaan ternak disebut sebagai peternakan (atau perikanan untuk kelompok hewan tertentu) dan merupakan bagian dari kegiatan pertanian secara umum.


Ternak dapat berupa binatang apa pun (termasuk seerangga dan vertebrata tingkat rendah seperti ikan dan katak). Namun demikian, dalam percakapan sehari-hari biasanya merujuk unggas dan mamalia domestik seperti ayam, angsa, kalkun, atau itik untuk unggas, serta babi, sapi, kambing, domba, kuda, atau keledai untuk mamalia.


Beberapa daerah mengenal juga hewan ternak khas seperti unta, bison, burung unta, dan lain-lain. Jenis ternak bervariasi di seluruh dunia dan tergantung pada faktor iklim, permintaan konsumen, daerah asal, budaya lokal, dan topografi.


Kelompok hewan selain unggas dan mamalia yang dipelihara manusia juga disebut ternak. Penyebutan ternak biasanya dianggap tepat apabila hewan yang dipelihara sedikit banyak telah mengalami domestifikasi.


Peternakan adalah kegiatan yang lebih bersifat intensif atau terpola dan terpadu lewat manajemen kandang dan pakan. Kandang dibuat dengan desain dan ukuran tertentu. Begitu pula pakan dengan nutrisi yang kadar gizinya terhitung sesuai dengan kebutuhan ternak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun