Mohon tunggu...
Andreas Neke
Andreas Neke Mohon Tunggu... Guru - Pegiat media sosial

Andreas Neke lahir di Sobo (Mangulewa) pada 08/03/80. Pendidikan Dasar di SDI Waruwaja. Pendidikan Menengah di SMPN 2 Bajawa dan SMAN Bajawa. Selanjutnya ke Seminari KPA St. Paulus Mataloko (2 tahun) , dan Pendidikan Calon Imam Kapusin (OFM Cap) di Sibolga (1 tahun), Parapat (1 tahun) , Nias (1 tahun), STFT St. Yohanes Pematangsiantar (4 tahun), TOP di Paroki St. Fransiskus Xaverius Ndondo (10 bulan), serta Pasca Sarjana (2 tahun). Pernah mengajar di SMA St. Clemens Boawae (2010-2017). Saat ini mengajar di SMK Sanjaya Bajawa. Aktif menulis opini di HU Flores Pos. Sudah menulis 2 buah buku yang berjudul REMAJA DAN PERGUMULAN JATI DIRINYA dan IMAN YANG MEMBUMI. Tinggal di Padhawoli, Kel. Trikora, Bajawa, Flores, NTT.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menjadi Remaja Mandiri

29 Mei 2024   14:21 Diperbarui: 29 Mei 2024   14:29 627
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTNHTt_GUsAn8cYMrrvnMfao80hVMflVD8TY0dBykexo3oOZfGTAfXDTCS0OkotaZ8CMkU&usqp=CAU

Masa remaja adalah masa penemuan jati diri. Masa ini ditandai oleh proses "keluar diri" dimana seorang remaja sering berhadapan dengan orang dan situasi di luar dirinya. Yang lebih sering terjadi adalah berhadapan dengan beragam situasi yang menuntut respon dan tanggungjawab pribadi. Pertanyaan dasarnya adalah bagaimana dengan tanggung jawab pribadi atau biasa yang kita sebut dengan kemandirian. Tulisan ini akan menguraikan tentang kemandirian dan pentingnya kemandirian bagi seorang remaja dalam proses pengaktualisasian dirinya.

Kemandirian

Kemandirian dapat dipahami dalam dua arti. Secara umum kemandirian berarti kemampuan untuk melakukan kehendak,  menentukan sendiri setiap tindakan dan perbuatan, mengembangkan diri, tampil sebagai pribadi utuh, mantap, kuat, dan harmonis, dan mempertanggungjawabkan segala perbuatan Secara psikis, kemandirian berarti memiliki pribadi yang matang, memiliki karakter kuat, mampu mempengaruhi orang lain, dan tidak mudah dipengaruhi orang lain.

Reber (1985) merumuskan kemandirian sebagai sikap otonomi, bebas dari pengaruh penilaian, pendapat dan keyakinan orang lain.  Sedangkan Kartini dan Dali (1987) merumuskannya sebagai memiliki hasrat dan keinginan untuk mengerjakan sesuatu bagi diri sendiri.

Mukhtar dkk (2001) menegaskan pentingnya kemandirian bagi seorang remaja karena beberap alasan:

  • Remaja harus memiliki nilai  kehidupan sebagai pedoman dan nilai kehidupan
  • Remaja mempunyai tanggung jawab untuk bertindak apabila sesuatu berlawanan dengan rasa keadilan.
  • Remaja harus mempunyai semangat yang tinggi dalam belajar.

Aspek-aspek kemandirian meliputi:

  • emosi (perasaan): kemampuan mengontrol emosi dan tidak tergantung kepada emosi orang lain
  • ekonomi: kemampuan mengatur kebutuhan yang bersifat mandiri dan tidak memiliki ketergantungan kepada keadaan ekonomi orang tua
  • intelektual: upaya perwujudan kemampuan untuk memahami dan mengatasi permasalahan yang dihadapinya
  • kemandirian sosial: Kemampuan melakukan interaksi sosial dengan orang lain dan tidak menunggu reaksi dari orang lain

Karakteristik Remaja yang Mandiri

1) Tidak bergantung kepada orang lain

2) Inisiatif, (dorongan dari dalam diri)

3) Memiliki daya kreasi tinggi (mencari ide-ide kreatif untuk menciptakan suasana berbeda)

4) Cerdas (berusaha dengan kemampuan dan daya kreasi tinggi untuk menciptakan kondisi yang memuaskan diri)

Ciri-ciri Pribadi yang Mandiri

Pribadi mandiri adalah pribadi yang berani untuk:

  • belajar dan berlatih berdasarkan pengalaman hidup
  • menetapkan gambaran hidup yang diinginkan (tujuan/cita-cita)
  • mengarahkan kegiatan hidup untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
  • menyusun langkah kegiatan melalui tahapan yang realistis, berproses dan membutuhkan analisa dalam mengambil keputusan
  • menata dan menjaga diri
  • mengambil keputusan secara tepat dan bijaksana
  • mengembangkan rasa percaya diri, tegas dan bijak
  • mengurangi ketergantungan hidup dari orang lain untuk lebih bersandar pada kekuatan sendiri

Proses Mencapai Kemandirian

  •  Melakukan apa yang dapat dilakukan sendiri
  •  Melakukan apa yang dilakukan itu sebagai suatu kebiasaan
  •  Meminta bantuan mengerjakan bukan minta mengerjakan
  •  Berempati terhadap sesama

Mempersiapkan Diri Menjadi Remaja Mandiri

  • Etika, mengembangkan karakter bermoral tinggi
  • Komunikasi, memberikan kekuatan untuk mengajak orang lain dan membantu kita agar tampak lebih di antara yang lain
  •  Pola pikir sehat, sikap positif akan menarik hal-hal positif di sekitar
  • Pendidikan, memperlengkapi diri kita dengan berbagai pendidikan formal-informal
  • Hasrat, cinta akan apa yang akan dilakukan
  • Kemampuan mengorganisir, memiliki perilaku teroganisir (memiliki jadwal terorganisir)

Kemandirian: Tinjauan Teologis

  • Bukan berarti tidak membutuhkan bantuan orang lain sama sekali
  • Sikap seorang yang dewasa dalam mengerjakan segala sesuatunya tanpa bantuan orang lain
  • Menguasai banyak hal, tetapi bukan semua hal, melalui usaha  memperkaya diri dengan banyak hal yang berguna
  • Bijaksana
    Sutjipto Subeno merumuskan sebagai suatu tindakan yang diambil dengan tepat dengan pertimbangan yang matang di dalam kondisi yang tepat. Selain pintar, juga membutuhkan hikmat tertinggi dari Tuhan (bdk. Mat 25.1-13). Bijaksana dalam mengambil keputusan harus didasarkan pada pertimbangan yang matang dan dari hikmat/pimpinan Roh Kudus, juga bijaksana dalam mengelola segala sesuatu: keuangan, waktu, dll.
  • Bertanggungjawab atas segala sesuatu
  • Ketika mengatakan atau melakukan sesuatu, kita harus berani mempertanggungjawabkannya. Jangan pernah melarikan diri atau memelintir apa yang telah kita katakan atau lakukan kalau itu salah.
  • Bertanggungjawab atas segala sesuatu yang telah kita putuskan. Bertanggungjawab atas pemikiran, perkataan, dan perbuatan kita di dalam menekuni pilihan. Tanggung jawab itu dilakukan seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia (bdk. Kol. 3:23). Sebelum mengatakan segala sesuatu, belajarlah berpikir terlebih dahulu akan apa yang hendak kita ucapkan, karena perkataan yang tanpa dipikir adalah suatu kesia-siaan dan itu akan dihakimi Tuhan kelak (Mat. 12:36-37).
  • Tahan menderita, yang berarti rela menerima risiko (bdk. Flp. 4:13, 2Tim. 1:12).

Cover Buku,
Cover Buku, "Remaja dan Pergumulan Jati Dirinya". Dok. Pribadi

Tulisan yang sama dapat dibaca dalam:

1. https://andreasneke.blogspot.com/

2. Buku "Remaja dan Pergumulan Jati Dirinya", Karangan Andreas Neke

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun