Aku hanya tersenyum. “Bagaimana tanggapan kamu Gia” mencoba mengalihkan sementara.
“Kok jadi saya Pak. Saya hanya menemani Eli. Saya tidak tahu apa-apa” Gia terkejut.
“Saya bertanya pendapat kau Gia. Kau sudah baca?”
“Sudah Pak”
“Lantas apa tanggapan mu?”
Gia tampak kikuk. Lirikan matanya yang tadinya liar kini menatap lantai keramik ruang guru. Dia sudah seperti Eli. Dia memikirkan jawaban yang tepat dan tidak menyakiti hati ku. Dia takut dan ragu untuk berkata.
“Apa tanggapan mu Gia?” Tanya ku sekali lagi dengan lembut dan tetap tersenyum.
Gia mulai menatap ku dan berkata “Bapak suka sama Eli”
“Kenapa kau berpikir begitu Gia?”
“Karena Bapak menulis untuk Eli” Jawab Gia mulai berani. Sedangkan aku hanya tersenyum.
“Seandainya Bapak menulis untuk mu, apa Bapak suka sama mu?”