Di dalam otot, prostaglandin memiliki fungsi lain, yaitu sebagai "pemberitahu" otak bahwa terjadi kerusakan di dalam serat otot. Langkah selanjutnya adalah otak akan memproduksi sitokin. Sitokin adalah protein yang diproduksi oleh sel-sel yang ada di dalam tubuh. Sitokin memiliki hubungan dengan sistem pertahanan atau perlindungan tubuh yang mengatur kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit atau infeksi. Sehingga fungsi dari sitokin adalah perangsang bagi otak untuk membangkitkan sistem imun tubuh yang berguna untuk memperbaiki serat otot yang rusak.Â
Semakin besar kerusakan yang terjadi akibat dari beban yang diangkat, akan menyebabkan semakin lama pula proses penyembuhan dari serat otot yang rusak. Setelah proses penyembuhan selesai, akan menyebabkan otot menjadi bertambah besar, mengapa? Karena otot telah beradaptasi dengan kontraksi sebelumnya sehingga otot bertambah besar agar lebih siap dalam menghadapi kontraksi serupa. Seberapa besar otot yang dibentuk juga menyesuaikan dengan tingkat hidrasi, hormon dan protein yang terdapat di dalam tubuh. Selain itu, kualitas tidur yang baik juga menjadi faktor yang penting dalam pembentukan otot. Mengapa kualitas tidur itu penting? Ini berkaitan dengan regenerasi sel.Â
Semakin baik kualitas tidur kita, suatu proses pemulihan akan terjadi secara cepat dibandingkan dengan tubuh yang kurang diberi waktu tidur yang cukup. Ini bagaikan sebuah mobil yang terus dinyalakan mesinnya untuk bepergian ke luar kota tanpa berhenti. Maka mesin akan panas dan kelamaan akan rusak. Lain dengan mobil yang digunakan untuk bepergian keluar kota namun sering berhenti.
Bagi para pria yang ingin mempertahankan konsistensi dari besar otot yang dibentuk, diperlukan adanya latihan beban pada bagian otot yang ingin dibentuk dan didukung dengan nutrisi dan tidur yang cukup, karena apabila tidak rutin dilatih, otot akan mengalami penyusutan secara perlahan-lahan atau sering disebut sebagai atrofi.
Setelah memahami proses "perusakan" dan "penyembuhan" otot, perlu adanya pembahasan tentang otot lurik karena otot lurik adalah otot yang berhubungan langsung dengan proses inflamasi. Pasti kebanyakan dari kita mengetahui bahwa otot lurik memiliki inti sel, namun pada kenyataannya otot lurik memiliki kemampuan regenerasi sel yang terbatas. Mengapa otot lurik bisa membesar? Ini dikarenakan adanya sel satelit di dalam otot lurik, sel ini sangat berguna dalam proses pembesaran otot lurik atau dengan kata lain sel satelit membantu proses regenerasi dari otot lurik.
Sel satelit adalah suatu sel mononukleus yang berbentuk gelendong yang terletak di dalam lamina basalis yang mengelilingi setiap serat otot yang sudah matang. Sebenarnya sel satelit adalah mioblast yang tidak aktif yang menetap setelah terjadi proses diferensiasi otot, dan apabila sel satelit menerima rangsangan dapat menjadi aktif, berproliferasi dan menyatu membentuk serat otot lurik yang baru. Semakin sering otot lurik dilatih, maka sel satelit akan semakin banyak pembentukannya dan menyebabkan otot lurik baru yang terbentuk semakin banyak.
Lalu bagaimana sistem kerja dari kedua jenis obat anti-inflamasi terhadap otot? Yang pertama adalah obat anti-inflamasi nonsteroid, obat anti-inflamasi nonsteroid bekerja pada otot dengan menghambat adanya enzim siklooksigenase (cox-1 dan cox-2) dan secara efektif menghambat cox-2 saja sehingga tidak terbentuk senyawa-senyawa penyebab rasa nyeri seperti prostaglandin dan tromboksan. Namun, jangan berpikiran bahwa obat anti-inflamasi nonsteroid memberikan suatu kenyamanan saja karena dibalik itu, terdapat berbagai macam efek samping yang dapat membahayakan sistem organ dalam tubuh manusia, walaupun dapat dikatakan bahwa obat anti-inflamasi jauh lebih aman dibandingkan obat anti-inflamasi steroid. Adapun efek samping dari obat anti-inflamasi nonsteroid yaitu:
- Peningkatan resiko kekambuhan pada penderita penyakit asma. Mengapa bisa kambuh? Ini dikarenakan jalur siklooksigenasi terhambat, sehingga menyebabkan proses metabolisme jalur lipooksigenase menjadi meningkat dan produksi dari leukotrine meningkat, bila produksi dari leukotriene terlalu berlebihan maka akan menyebabkan bronkokonstriksi. Oleh sebab itu, obat ini tidak dianjurkan untuk para penderita asma.
- Pendarahan pada Tromboksan yang dibentuk COX akan terhambat sehingga menyebabkan darah menjadi lebih encer dan tidak akan terjadi proses pembekuan darah. Ini sangat tidak dianjurkan bagi para penderita demam berdarah.
- Adanya potensi gangguan gagal ginjal dan lambung, ini dikarenakan obat anti-inflamasi non steroid menghambat produksi dari COX-1 dan COX-2. Padahal kedua senyawa tersebut berguna dalam memproteksi ginjal dan lambung. Sehingga besar kemungkinan terjadi gangguan pada ginjal dan juga lambung.
Yang kedua adalah obat anti-inflamasi steroid, obat ini bekerja dengan menghambat enzim phospholipase A2 sehingga tidak akan terbentuk asam arakidonat. Asam arakidonat sendiri adalah bakal prostaglandin sehingga apabila asam arakidonat tidak dapat diproduksi, akan menyebabkan prostaglandin tidak diproduksi juga. Sama halnya dengan obat anti-inflamasi nonsteroid,obat ini juga memiliki efek samping namun lebih berbahaya dibandingkan nonsteroid.Efek sampingnya yaitu: dapat menyebabkan penyakit moon face, hipertensi, osteoporosis, cushing, dan lain-lain.
Sekarang kita sudah memiliki modal yang cukup untuk menjawab pertanyaan "Apakah otot yang kita miliki ini dapat terganggu proses pertumbuhan dan perkembangannya apabila terus diberi obat anti-inflamasi?"
Jadi, jawabanya adalah otot dapat terganggu pertumbuhan dan perkembangannya akibat pemberian obat anti-inflamasi baik steroid maupun nonsteroid. Mengapa dapat mengganggu? Ini dikarenakan oleh obat tersebut menghambat produksi dari senyawa prostaglandin yang berfungsi untuk memberi tahu otak bahwa telah terjadi kerusakan pada serat otot. Sehingga dapat dikatakan bahwa obat ini adalah "pembohong" yang dapat mempengaruhi otak agar tidak mengetahui keadaan sebenarnya dari otot. Akibatnya otak tidak akan memproduksi sitokin dan sel satelit yang cukup untuk proses pembentukan otot baru.
Jadi dapat disimpulkan bahwa obat anti-inflamasi baik yang steroid maupun nonsteroid dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan otot. Oleh karena itu, bagi yang menginginkan tubuh yang atletis dan ingin membesarkan otot disarankan untuk tidak meminum obat ini.Â