Mohon tunggu...
Andre Risky Ananda
Andre Risky Ananda Mohon Tunggu... Wiraswasta - Mahasiswa / Wiraswasta

Mencoba lebih baik dari sebelumnya.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Cara Mengakhiri Doomscrolling

12 November 2024   10:09 Diperbarui: 12 November 2024   10:32 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Melatih diri untuk mengecek ponsel dengan sadar, bukan kompulsif.

Istilah "doomscrolling" pertama kali muncul pada awal tahun 2020, tepat saat dunia memasuki masa karantina wilayah akibat pandemi. Istilah yang kedengarannya suram ini tampaknya menggambarkan dengan sempurna kecenderungan masyarakat kita untuk menerima begitu banyak berita buruk sambil memindai media sosial tanpa berpikir.

Apa itu doomscrolling?

Doomscrolling adalah saat Anda menghabiskan banyak waktu online untuk membaca berita negatif . Anda mungkin merasa harus melakukannya --- seperti Anda tidak bisa melepaskan diri dari semua berita utama yang mengerikan.

Orang tersebut akan terus membaca berita negatif, kendati informasi di dalamnya membuat ia depresi, demoralisasi, stres, bahkan bikin perasaan menjadi tidak nyaman.

Banyak orang yang masih melakukan doom scrolling, sebab secara naluriah otak kita memperhatikan situasi yang berpotensi berbahaya sebagai bagian dari keharusan untuk bertahan hidup. 

Cara menghentikannya doomscrolling?

Siap untuk menyerah pada kesuraman dan kesuraman? Media sosial dibuat untuk konsumsi tanpa berpikir, jadi butuh usaha yang sangat keras untuk belajar memperhatikan dampaknya pada Anda.

Di sinilah kesadaran berperan. Dr. Albers mengatakan, kesadaran adalah tentang belajar untuk tetap membumi dan sadar pada saat ini, dan ada beberapa langkah yang dapat Anda ambil untuk mengurangi keinginan untuk terjerumus ke dalam jurang media sosial.

Sementara dari sisi psikologis, disarankan agar Anda mengetahui terlebih dahulu sumber ketakutan pada diri Anda. 

Pahami kondisi apa yang membuat diri Anda menjadi tertekan, insecure (merasa tidak aman), takut, dan cemas. Apabila sudah tahu akar masalahnya maka langkah selanjutnya adalah menghindari berita-berita yang terkait kecemasan Anda. 


DAFTAR PUSTAKA

https://health.clevelandclinic.org/everything-you-need-to-know-about-doomscrolling-and-how-to-avoid-it

https://www.bola.com/ragam/read/5065704/apa-itu-doomscrolling-ketahui-pengertian-dampak-dan-cara-mengatasinya?page=2

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun