1. Meningkatnya Biaya Hidup karena Kenaikan PPN 12%
Kenaikan PPN 12% akan membuat harga barang dan jasa menjadi lebih mahal, terutama barang konsumsi harian seperti makanan, minuman, dan kebutuhan rumah tangga. Hal ini berpotensi menurunkan daya beli, terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah.
2. Menurunnya Konsumsi Rumah Tangga
Konsumsi rumah tangga yang menyumbang lebih dari separuh Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia berpotensi menurun karena masyarakat memilih untuk mengurangi pengeluaran non-esensial. Ini menciptakan efek domino pada sektor ekonomi lainnya, seperti perdagangan dan UMKM yang bergantung pada permintaan domestik.
3. Beban Tambahan untuk kelas menengah karena Kenaikan PPN 12%
Kelas menengah yang dianggap sebagai pendorong utama ekonomi nasional akan merasakan dampak besar dari kebijakan ini. Mereka mungkin harus menunda atau bahkan mengurangi pengeluaran untuk pendidikan, kesehatan, dan tabungan demi menyesuaikan anggaran rumah tangga dengan kenaikan harga barang.
4. Meningkatnya risiko inflasi
Dengan kenaikan PPN 12%, risiko inflasi menjadi lebih tinggi. Produsen dan pedagang akan menaikkan harga untuk menutupi biaya tambahan. Inflasi ini akan semakin memperburuk daya beli masyarakat, terutama bagi mereka yang tidak mengalami peningkatan pendapatan.
5. Mengubah Pola Konsumsi karena Kenaikan PPN 12%
Kenaikan harga barang akan mendorong masyarakat untuk mencari alternatif yang lebih murah, bahkan dengan kualitas lebih rendah. Pola konsumsi ini akan berdampak pada pasar, menyebabkan produsen dan distributor harus beradaptasi dengan permintaan yang berbeda.
Langkah Mitigasi dan Mempersiapkan Kenaikan PPN 12%