Sesuai jadwal.....tapi tidak sesuai jadwal.
Perencanaan saya menulis tentang Cerita Gula di Mojokerto. ceritanya akan saya buat berseri.
1. Teknologi pembuatan
2. Pabrik Gula dan Turunannya
3. Pengairan
4. transportasi
5. sosial ekonomi
Sebenarnya harus tentang pengairan...eh..kok saya banyak riset tentang cerita transportasi...Yaa..gak apa lah..berarti cerita tentang Pengairan saya ajukan dua hari lagi. Sekarang menulis Transportasi Saja..
Saya banyak mengunggah foto-foto Pabrik Gula Ketanen Kutorejo ya. Karena jejaknya sudah hilang sekarang ini. Padahal dulu termasuk yang terbesar setelah Sentanen Lor.
Pabrik gula.....Dimulai dengan tanam paksa di Hindia Belanda ya. Termasuk di daerah yang bernama "Hono-Seroyo". "Hono-Seroyo ini terletak di daerah segitiga Hono-Seroyo, Madiun dan Kediri
Daerah Hono-Seroyo diminta Sultan membentuk kabupaten. Tapi karena lamban pembentukan dan pembangunannya....Jadi Sultan Marah.
Karena marah akan hal ini, ingin mencap negeri yang lamban dan bandel dengan rasa malu yang kekal, dan oleh karena itu memberinya nama Djapan artinya lambat dan  malas.
Eeeh...tidak lama berubah lagi karena malu.... 1838 menjadi Mojokerto. Kata pertama mojo adalah nama dari buah yang terkenal itu, yang juga menjadi nama Mojopahit dan banyak tempat lainnya, dan kerto artinya: berkilauan, cemerlang.
Pada era itu Bupati mulai diberangus kekuasaannya. Pajak dan lain-lain tidak dapat melaksanakan...padahal kebutuhan keuangan yang terus-menerus, mereka masih dapat menguasai daerah-daerah bawahan sih..tapi kebutuhan operasional gaji pegawai dan lainnya....tumpessss.... Bangkrut lah.
Para administrator Belanda sering "membantu" dengan uang atau mengizinkan dia untuk menerima bagian tambahan dari pendapatan penduduk. Hal ini tidak jarang diiringi dengan penyalahgunaan jasa bupati yang harus mereka lakukan untuk bupati menurut adat atau hukum nasional.
Di Kabupaten Mojokerto, bupati memiliki asisten residen sebagai "rekan" Belanda. Dia adalah otoritas tertinggi di kabupaten dan dia pada gilirannya berada di bawah penduduk Surabaya. Asisten residen selalu orang (Indo) Eropa yang kantor dan rumahnya di Markas Korem 082.
Jadiii Bupati membantu Belanda untuk melaksanakan tanam paksa.. Memaksa semua orang menanam komoditas yang dimau Belanda yaitu tebu di dataran rendah..Karet di dataran agak tinggi dan kopi di dataran tinggi.
Setelah menanam, jelas industri mulai dijalankan. Mojokerto dibangun 12 Pabrik gula dengan Pabrik gula Sentanen Lor di Kota sebagai awalannya. Sampai menjamur di seluruh Mojokerto.
Pabrik....Alatnya buesaaar-buesaaar. Dulu tahun 2014 mojosari pacet sempat Macet beberapa hari karena alat raksasa Pabrik Bir "Multi Bintang Indonesia". Padahal itu jaman modern dengan truk.
Jaman dulu..seperti apa ya?
Suliiit. Mesin mulanya impor dari belanda langsung dari pabrik mesin Stork B.V. Jauuuuh...tahun itu kan belum ada namanya terusan Suez yang kapan hari macet. Jadi harus memutar tanjung harapan Afrika Selatan. Hadeeeehhh jauhhh jadinya jarak yang harus ditempuh.
Setelah itu sampailah di Perak. Mulai dengan Cikar atau gerobak yang ditarik dengan Sapi. Sapinya sapi jawa. Bahunya lebar dan kuat. Jalannya pelan, 5km per jam tapi staminanya unggul. Surabaya Mojokerto ditempuh dalam waktu 2 hari.
Mesin dirakit, bangunan disiapkan..Jalaaan....
Inilah Revolusi Industri 1.0. Saya dulu tidak tahu apa itu mesin uap. Pelajaran sekolah tidak asik. Hanya dikasih tahu James Watt menyempurnakan mesin uap.....itu saja...Hmmm...nggak ada ceritanya
Ternyata Mesin-mesin pabrik itu adalah mesin uap. Transportasi itu mesinnya uap seperti kapal laut pembawa mesin..kereta api...nah kereta api belum saya nanti saya ceritakan. Jadi air direbus.....dijadikan uap dengan suhu 500-an C (saturated) dulu belum ada uap air Superheated (di atas 1000C). Setelah uap sangat panas itu, terus dimasukkan ke turbin. Turbin muter. Memutarkan mesin giling. Uap juga dilewatkan jaket panci pemasak yang menjadikan panci panas...inilah memasak era modern yang dilakukan hingga saat ini.
Revolusi Industri 1.0 sudah jalan......Tapi Mesin harus jalan terus. Mesin jalan berarti akan "AUS". Setelah AUS mesin akan berjalan tidak normal. Jadiiiii...sebelum AUS, onderdil mesin harus diganti. Pabrik membutuhkan Spare Part banyak agar siap jalan terus..
Tidak ada mesih yang rusak  , yang ada adalah AUS. Hebat kan jaman dulu. Jaman sekarang lho kita harus menunggu alat habis umurnya baru diganti..seperti lampu, pompa air dan lainnya. Kalau mati, kita anggap rusak..padahal AUS."Habis umurnya" .
Nah.........Karena butuh onderdil yang banyak untuk cadangan, maka Transportasi yang efektif juga diperlukan. Apa itu.....yang tidak dapat macet.Â
Punya jalan sendiri.
Kereta Api.....Ada beberapa perusahaan kereta api yang melayani mulai perusahaan pemerintah sampai swasta dan ada pula yang dirawat sendiri oleh Pabrik Gula.
Jalur kereta api Mulai dari Surabaya Ploso, Surabaya Mojokerto, Mojokerto Sidoarjo, Mojokerto Mojosari, Mojosari Porong, Pugeran Pacing dan lainnya.
Untuk antar kota besar, dipakai peruntukan  memuat peralatan berat, jadinya ya memakai rel dengan bentang lebar 1.067 mm dan 750 mm dan 600 mm.
Kok aneh ya. Ada yang lebarnya sampai  750 mm dan 600 mm.
Ceritanya begini.....
Kalau antar kota besar. Banyak mengangkut mesin besar....Produk gula....Jadi bentangnya lebar karena ditarik langsung oleh Lokomotif berat agar cepat sampainya. (cepat itu pada masanya....hanya sampai 30 km/jam saja-----kalah cepat dibanding sepeda Pol*gon )
Nah..yang bentang sempit biasa ditarik lokomotis kecil untuk kota kecil atau bahkan internal pabrik gula atau pabrik gula ke stasiun terdekat. Misalkan Pacing Pugeran.
Jika bibit tebu dibawa dengan Cikar....Panen juga dibawa dengan Cikar...Lambat laun ada integrasi dengan Rel. Inilah mengapa memakai rel kecil.
Rel Kecil bentang sempit kan untuk mudah mengintegrasikan gerbong lori yang ditarik oleh hewan (kuda, sapi, kerbau) ke rel utama. Bayangkan saja kalau memakai bentang besar, Kuda, Kerbau, Sapi akan "kesandung-sandung" kasihan kan kalau cidera kan mereka cepat menjadi Rawon, Soto, hingga Kikil....Rel bentang kecil juga ringan sehingga mudah untuk membuat rel bongkar pasang untuk menuju tempat panen.
Setelah sampai di rel utama, Â baru ditarik dengan lokomotif.
Powerful dan bertenaga ya. Kereta api ini hingga awal 1900-an terus menjadi transportasi logistik. Aslinya sih memang kereta api untuk logistik bukan untuk manusia. Karena lebih cepat, murah, kuat dan kepastian durasi perjalanan hampir mudah diprediksi.
Kita saja yang aneh .. Jaman ini banyak memakai truk daripada kereta api. Jadinya transportasi muahaaal.
Jaman itu Para pekerja lebih suka memakai kuda lah..lebih cepat. Kalau pejabat sih memakai kereta kuda. Jalannya ya jalan yang kita lalui sekarang ini. Cuma masih berupa tanah.
Surabaya Mojokerto berkuda.... kuda pasti capeeek....Itulah pemerintah hindia belanda selalu punya buanyaaak kuda. Kuda itu ditaruh di pos pos strategis. Pos itu berupa bangunan seperti rumah di tengah jalan. Jadi bangunan seperti rumah ini berada di tengah jalan.
Pengendara kuda....penumpang kereta kuda..bisa istirahat di bangunan yang sejuk ini. Minum-minuman...makanan kecil...di Eropa tidak ada kayak gini itu. di sebelah bangunan ini ada kandang kuda yang kudanya buanyaaaak . Kuda yang lelah akan istirahat lalu diganti kuda yang segar . Bangunan ini namanya BRAAK. Sekarang sudah punah bangunan ini. Tahun 80 an masih ada di beberapa wilayah Mojokerto.
DOT DOT AUWAK....ADALAH CITRA WAH
___________________________
Sampai pada awal 1900. Orang  mulai memakai Kereta api sebagai transportasi.
Gerbong untuk manusia mulai dibuat. Tapi....kendaraan sudah berkembang juga. Mobil lah...
Beberapa pabrik gula memesan mobil. Primadona saat itu adalah Daimler. Mobil Daimler kan banyak beragam. Tapi yang paling canggih di dunia ada di Mojokerto.
Jelas lah..Orang bule mana mau dengan fasilitas biasa..Sudah jauh dari rumah..fasilitas sama. Jadi jauuuh lebih canggih di Mojokerto daripada di Eropa. Â Mobil Daimler dengan "Silent Knight" Â artinya gambar ksatria yang mesinnya sunyi..
Sunyi???
Ya nggak ada apa-apanya dibandingkan dengan apansah. Mereka punya mesin berbunyi..Jigendeng...jigendeng...jigegendeng.
Ooh..Mobil Kaji gendeng...sebutannya gitu. Padahal ini lambang orang kaya dan terpandang . Siapa lho yang punya kalau bukan orang penting.
Dipakai memutari pembibitan tebu, melihat perkebunan tebu...sesekali sih dipakai untuk acara perkawinan biar kelihatan wah....
Dengan ekcepatan 50km per jam...eh..ada kecelakaan juga.
Tahun 1908 kan sudah ada produk bell mobil dengan merek Klaxon. Mahal....di sini tidak beli. Karena kecelakaan berkali-kali. Belilah bel mobil Klaxon..
Bunyinya tidak seperti sekarang...tapi..
"DOT...DOT..AUWAK!!!"
makanya semua orang tahu..suara itu pasti suara mobil....
Sampai di buku pelajaran juga ditulis gitu kok......Mobilnya biasanya ditumpangi paling rendah sinder (pengawas) dengan memakai topi pet atau polka. Baju Putih dengan celana warna khaki.
Gagah....galak...di sebelahnya biasa ada Anjing Herder.....(ini yang membuat anjing jawa -AJAG- hampir punah--karena herder selalu kalah bertarung lawan anjing jawa----saya akan menulisnya di waktu lain)
Naaah....transportasi sampai di sini saja ceritanya....
Padahal banyak yang masih akan saya ceritakan..seperti Harley Davidson WLC yang dipakai oleh Pegawai Pabrik Gula juga.....
Kapan-kapan ya.... (bersambung)
#penulis #mojokerto #firi #firitri #humaninterest #perempuan #menulis #penulismojokerto #cerita #ceritamojokerto #penulis_mojokerto #kisah #writing #pernakpernik #pernak_pernik
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H