Karena masih mengandung fruktosa dan glukosa berarti mengandung cairan. Mengandung cairan berarti mudah mengundang teman-temannya cairan lainnya (uap air di udara) jadiiiiii...sifatnya ini disebut higroskopis. Mudah basah. Makanya gula aren selalu disimpan secara rapaaat sekali...
Nasib yang tidak lolos saringan tadi seperti apa? ya tetap gula merah tapi lebih lembek karena banyak glukosa dan fruktosanya daripada gula sukrosa yang padat.
GULA PASIR DATANGLAH!!
-----------------------------------
Naaah...akhirnya datang bangsa Eropa. Mereka kan terbiasa makan hambar...minum hambar .... merasakan gula....Hmmmm Uenaaak ini...
Datanglah ke Indonesia dengan berbagai cerita. Sampailah di Mojokerto. Mojokerto dulu pusat tebu. Mengapa tebu, karena cara berpikir orang-oeang Eropa itu pendek. Yang penting ditanam dan cepat bisa panen, bisa diproduksi masal dan jadi uang. Beres........Dampak? oooh jaman itu belum terpikir pada dampak.
Jadi.....tebu dijadikan bahan dasar gula menggantikan Aren. Tebu dari dulu memang sudah ada di Mojokerto tapi tidak sebanyak ini. Hutan-hutan dialihfungsikan menjadi tebu.
Setelah itu Pabrik gula berjamuran. Terdapat 12 Pabrik gula di Mojokerto dengan berbagai kapasitas. Caranya?? Samaaaaa semua.
Ya dengan pembuatan gula merah dari nira tadi ya tidak jauh beda lah. Tapiiii....ini gulanya dibuat putih. Tidak merah karena ada permintaan dari Eropa, pembuatan kue dengan gula yang putih sehingga tidak merusak warna kue.
Okeee...ayo dibuat di Mojokerto. Pertama kali ya Sentanen Lor. Bagaimana dibuatnya? kok katanya sama??
Begini ceritanya....
Tebu dipanen.....nah ceritanya panjang. Tidak saya ceritakan di seri ini. Setelah tebu dipanen........digiling dan disaring. Hasilnya..Es Tebuuuuuuu!! . Tapi tidak ada Es nya. Kan tidak dingin.