Mohon tunggu...
FIRITRI
FIRITRI Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis, Penulis Mojokerto, Blogger dan Pembawa Acara yang tertarik dalam Human Interest, Budaya serta Lingkungan

Penulis, Penulis Mojokerto, Blogger dan Pembawa Acara yang tertarik dalam Human Interest, Budaya serta Lingkungan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Dongeng Cerminan Tingginya Peradaban, Bagaimana Mojokerto?

20 Maret 2021   16:38 Diperbarui: 20 Maret 2021   16:49 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seperti Panji Semirang, Panji Asmorobangun, Panji Inu Kertapati hingga Ande-ande lumut itu adalah varian-varian cerita Panji.
Cerita ini menyebar ke Asia Tenggara. Sampai saat ini Malaysia, Thailand, Vietnam, Myanmar masih menggunakan Panji sebagai menarik wisatawan.
Kita??? hehehe....yaa, Begitulah .

Padahal banyak lho penggemar panji dari luar negeri.
Saya kagum dengan kejelian peneliti Jerman Ibu Lydia Kieven. Sederhana pemikirannya. Jika melihat candi Majapahit, selalu ada figur bertopi. Siapa orang dengan topi itu.......?
Itulah Panji.. Beda ya dengan saya yang hanya foto-foto kalau di candi-candi .

Kalau dengar nama Hadi Sidomulyo........pasti sudah banyak yang kenal....atau malah belum pernah mendengar. Peneliti Asli Inggris. Orang Bule. Tapi sejak 1971 sudah mengabdikan diri untuk meneliti Penangggungan dan Majapahit.
Nah...beliau juga gudangnya cerita panji. ....
Oooh...saya baru tahu ternyata menarik lho. Cuma memang harus ada transformasi cerita panji dengan konteks kekinian. Itu yang diharapkan dari generasi muda Mojokerto saat ini.

Saya beberapa kali ke Universitas Ciputra Surabaya, Saya lihat semua produk Universitas Ciputra mulai dari pengajaran, penelitian hingga pengabdian kepada masyarakat kesemuanya bertemakan Panji.
Sulit didapatkan pada perguruan tinggi di Indonesia yang mengangkat tema lokal untuk melahirkan produk-produk kelas dunia. Daaan...mereka mengangkat cerita ini sebagai identitas serta memasukkan dalam visi-misi Universitas.

Banyak produk-produk mahasiswa dan dosen yang mengangkat Panji tentunya dengan setting kekinian...yang penting ada petualangan, kerja keras, kejujuran , pengelanaan dan optimisme....kereeeeen sekali.
Membawa otak berlatih imajinasi. Karena tanpa Imajinasi, manusia akan berpikir seperti mesin. Yaaaaa.....sepertinya ada baiknya dongeng masuk dalam kurikulum ya.

Untuk persiapan masa depan. Masa depan manusia akan bersing dengan mesin tentang lapangan pekerjaan. Mesin dengan komputer lebih teliti, tidak pernah caapek, tidak pernah protes, bekerja lebih cepat siang malam tanpa henti. Habissssssslah kita dan anak-anak kita.
Satu-satunya yang tidak dipunyai oleh mesin adalah rasa, imajinasi, nekad, etika, kerjasama, seni.......Dongeng mengasah kita berimajinasi mengembangkan imajinasi, fantasi, etika, nilai-nilai kemanusiaan dan rasa.

Jadiiiiii...harus ada goalnya,

Jika Majapahit mengolah dongeng Panji dengan setting kekinian pada jamannya (jaman Majapahit).....Amerika, Korea, China dan lainnya mengolah dongeng jagoan dengan setting kekinian....
Bagaimana dengan Mojokerto? memang perlu kan melestarikan cerita lama agar tidak hilang.

Tapiiii

Tidak mungkin kan kita tetap memaksakan orang suka cerita dengan setting yang kuno. Jadiiiii,
Alangkah baiknya jika banyak dongeng-dongeng baru bertemakan panji tapi dengan setting kekinian. Makanya saya salut dengan Universitas Ciputra tadi yang membuat produk banyak tentang dongeng ini.

Dongeng mencerminkan peradaban tinggi karena manusia diajak untuk berimajinasi dan berfantasi. Terbukti dengan negara-negara maju tadi ya...
Lantas.....Bagaimana Mojokerto??Jika dulu Mojokerto sempat megah dengan peradaban tinggi melalui Panji...ke depan??
Saya tetap yakin Mojokerto. Kalau saya sih bukan penulis dongeng karena saya tidak dapat berimajinasi....maklum produk masa lalu. .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun