Mohon tunggu...
FIRITRI
FIRITRI Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis, Penulis Mojokerto, Blogger dan Pembawa Acara yang tertarik dalam Human Interest, Budaya serta Lingkungan

Penulis, Penulis Mojokerto, Blogger dan Pembawa Acara yang tertarik dalam Human Interest, Budaya serta Lingkungan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Biaya Perang 10 November dari Merampok Bank

9 November 2020   10:00 Diperbarui: 9 November 2020   10:07 310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri
Dokpri
Masih menulis tentang pernak pernik Mojokerto dalam Hari Pahlawan. Apa peran Mojokerto di Pertempuran 10 Nopember? Banyaaak....
Saya bukan ahli sejarah ya... .saya hanya menulis cerita yang jarang dibicarakan orang. Penulis sejarah Mojokerto sudah ada.... dan itu bukan saya..
Mojokerto +22......saya berfoto di Stasiun Mojokerto.

Saya ingin bercerita tentang uang yang turun di Stasiun ini untuk membiayai pertempuran 10 Nopember. Intinya....jaman dulu saat berperang dengan jaman sekarang adalah sama.

Orang juga beraktifitas sama, ada yang bekerja, ngantor dan lainnya. Jadiiiiiii...Untuk berperang jelas butuh :

1. Manusia (tentara, dokter, juru masak dan lainnya)
2. Senjata dan perlengkapan perang
3. Uaaaaaaang....

Kok uang? jelas lah....biaya bahan bakar minyak seperti apa...biaya makan... nah itu nanti saya ceritakan.

Saya ingin bercerita jika bulan september 1945 sudah sigap untuk berperang...itu orang jawa timur. Orang Pusat? tidak mau..mereka cenderung menyerah saja dan bekerjasama dengan Inggris yang jelas-jelas memboncengi Belanda.

Nah.....karena di daerah ingin sigap memperkuat diri, hal ini tidak difasilitasi oleh pusat akhirnya.....melucuti  senjata tentara Jepang. padahal Inggris mau datang mengambil senjata tentara Jepang ini. Nah, di Surabaya adalah gudang senjata Jepang terbesar di Asia Tenggara.

Oke ya....senjata sudah punya dan orang-orang mulai dilatih. Uaaaang...itu yang dibutuhkan untuk mempersiapkan diri.

Adalah Haryo Kecik dan HR Muhammad yang berinisiatif untuk merampok Bank milik Belanda. Satunya De Javasche Bank dan satunya Bank Escompto. Sebelum itu berkonsultasi dulu dengan para ulama.....bagaimana hukumnya?

Ternyata Mbah Hasjim memberikan lampu hijau....ini lah dana yang sangat halal karena ini adalah Ghanimaah alias rampasan perang.

Malang.....De Javasche Bank ada emas berton-ton dalam lantakan 13,5 kg per balok emas sudah dijarah Jepang melalui kapal...keduluan.....lantas?

Uang.....Menujulah ke Bank Escompto Jl Kembangjepun dirampok uang di sana dengan 2 truk. Penuh......hasilnya adalah 100 Juta Gulden.

kalau dihitung 1000 Gulden sama dengan $200 Amerika saat itu. Jadi kalau 100 juta Gulden artinya $20 juta. Nah dolar amerika saat itu dengan dolar saat ini beda ya. Karena inflasi dan lainnya, nilai $20 juta  saat itu tahun 1945 setara dengan  $ 525,818,181.82... wuih...

Jika saat ini dirupiahkan menjadi  Rp736.145.454.548.000 ...736 Triliyun lebih....itu jumlahnya buanyaaaaaak

Nah...karena keadaan Surabaya mencekam dan genting, maka Semua aktifitas dialihkan ke Kota yang dianggap aman tapi strategis. 

Yaitu.....Mojokerto.

Termasuk uang ini

Untuk mengelabui intel penjajah, maka uang dilewatkan Sidoarjo dulu, baru kemudian ke Mojokerto. Transportasinya apa? Kereta lah.
 masyarakat jawa timur agak marah sama pemerintah pusat karena tidak didukung dalam melawan penjajah. 

Akhirnya, uang hasil merampok Bank ini. Uang ini diturunkan sebanyak 65 juta Gulden...dan sisanya adalah 35 Juta Gulden dikirim ke Jakarta sebagai sindiran bahwa ini lho, daerah bisa menghadapi penjajah....

Lantas uang ini diturunkan ke Kantor Korem 082 Mojokerto saat ini. Uang ini untuk dibagikan ke masyarakat. untuk apa???

Masyarakat diminta untuk memasak setiap hari.....untak apa? setiap hari sebanyak dua kali masyarakat tiap rumah mengumpulkan masakannya untuk dikirimkan ke Surabaya sebagai logistik perang.

Juga untuk memfasilitasi pengungsi yang long march dari Surabaya ke arah Mojokerto dan Jombang. (Kelak 3 Bulan kemudian para pengungsi kembali ke Surabaya dengan berjalan---inilah cikal bakal gerak jalan legendaris Mojokerto Surabaya)

Memang ada yang menerima uang tersebut, tetapi banyak juga yang menolak uang tersebut karena alasan memang wajibnya membantu perjuangan.

Jadi kesadaran mengeluarkan biaya sendiri dalam memasak untuk para pejuang. Inilah Sumbangsih Mojokerto yang penting.....

Nah...apa itu saja? Uang itu dibuat juga untuk memfasilitasi obat-obatan....rumah sakit dan BBM. BBM langsung dikirim dari Cepu ke Mojokerto dalam 

jumlah yang banyak. Semua itu dibayar dengan Cash di tempat.

Itulah cerita tentang keuangan yang sangat penting.

Tapi jangan salah...........saat Konferensi Meja Bundar...kan ada perjanjian......

Bung karno menyetujui perjanjian tersebut...isinya?? nggak eprnah diajarkan di sekolah ya...

Isinya adalah, biaya untuk Agresi Militer 1 dan 2 alias menembaki Indonesia, harus dibayar oleh Indonesia (dengan semua alutsista Belanda ini dihibahkan juga ke Indonesia serta prajurit Belanda melatih Prajurit Indonesia)

Semua aset Belanda yang ada di Indonesia harus dibawar oleh Indonesia.....bangunan, jalan, pabrik dan lainnya....termasuk yang bank yang dirampok tadi...terakhir...utang Belanda juga dibayar oleh Indonesia....asyiiik...43 Miliar Gulden....berapa dolar..berapa rupiah jika saat ini...waduuuh..saya pusing menghitungnya.

Yang kita tahu, utang itu akan luas saat pemerintahan jaman Presiden Ibu Megawati ....lamaaa sekali...

gak papa lah...yang penting kita tahu. Mojokerto sangat berperan untuk Pertempuran 10 Nopember....

Jaya Jaya Wijayanti..

#penulis #mojokerto #firi #firitri #humaninterest #perempuan #menulis #penulismojokerto #cerita #ceritamojokerto #penulis_mojokerto #kisah #character #womaninwork #writing #writer #female #haripahlawan #nu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun