Mohon tunggu...
FIRITRI
FIRITRI Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis, Penulis Mojokerto, Blogger dan Pembawa Acara yang tertarik dalam Human Interest, Budaya serta Lingkungan

Penulis, Penulis Mojokerto, Blogger dan Pembawa Acara yang tertarik dalam Human Interest, Budaya serta Lingkungan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tentara dan Rawon Hambar di Pacet (Dirgahayu TNI)

5 Oktober 2020   07:22 Diperbarui: 5 Oktober 2020   07:26 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menjadi Mata Mata!!

Dengan adanya mata-mata ini, keluarga personel Condromowo terancam. Banyak yang ditangkap dan disiksa Belanda hanya untuk mengetahui keberadaan Batalyon Condromowo (Pelanggaran perang ini sampai sekarang tidak pernah diangkat ke ranah hukum)

Hal ini menjadikan Batalyon Condromowo harus melarikan keluarganya. batu adalah tujuan utama. Dengan akses sulit (Jembatan Cangar saat itu belum ada, hanya dua batang pohon raksasa saja). Jadi, keluarga diboyong dari Mojosari ke Pacet.

Truk mini Toyota GB mondar mandir Mojosari Pacet untuk membawa Tentara Condromowo beserta anggota keluarganya. Malang. Rombongan terakhir yang berisi keluarga Mayor Munasir tercium oleh Belanda dan diserang di daerah Kembangsore.

Kontak senjata sempat terjadi. Walaupun dimenangkan oleh pihak Batalyon Munasir (Sebutan lain Yon Condromowo) tetapi sempat ada tembakan yang melukai kaki Rozi Munir putra Mayor Munasir. Kelak Rozi Munir menjadi Menteri BUMN.

Nah, perjalanan dimulai. Dengan membawa logistik baik biaya pribadi tentara dan jug sumbangan rakyat sebelum dan selama perjalanan, Tentara Batalyon Condromowo ini bagaikan melewati supermarket raksasa.

Semua ada di sini.

Beras, Ubi, Bumbu dan lainnya dijumpai dengan mudah. Bahkan 4 ekor sapi sudah dituntun selama perjalanan untuk bekal dipotong di perjalanan yang sangat berat. Suhu dingin dan medan sulit ditembus. Hanya jalan setapak.

Malang benar, bekal berupa sapi terjatuh di jembatan cangar yang dulu hanya dua batang pohon. Dua sapi itu mati dan tinggal dua sapi.

Saat melewati Pacet, bawang putih dan bawang merah didapatkan. Dalam perjalanan menembus hutan, kemiri, salam, keluwek juga tersedia di hutan. Sampai Kyai Munasir menyeletuk.

"Wis, nggawe rawon wis pepek (Sudah, membuat rawon sudah lengkap)." Karena melihat semua ada di perjalanan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun