"Memilih Dekat Cacing atau Dekat Bulan", lelucon untuk membully anak yang tidak paham tebu. Saat mencuri tebu, biasanya ada pembagian hasil untuk dimakan bareng. Anak yang belum berpengalaman dikasih pilihan.Â
Biasanya memilih dekat bulan, artinya tebu yang atas dan pasti kecewa karena rasanya tidak manis. Tebu yang manis adalah di bagian batang bawah.
Saya kali ini baru sempat menulis tentang tebu setelah kapan hari berfoto di ladang tebu. Karena lama tidak menulis saya kali ini ingin menulis tebu yang agak panjang.
Tebuuuuuuuuuuu....panjang ya
Kalau bercerita tentang tebu, semua pasti paham. Tinggal liat di wikipedia semua sudah ada. Seperti biasa saya tidak akan mengulang informasi tentang "rumput manis" dari asia tenggara ini.
Dulu saat era kolonial, hampir semua kecamatan di Mojokerto mempunyai pabrik tebu. Jadi jawa menjadi penguasa gula di dunia karena ladang tebu dekat dengan pabrik gula. Iriiit pengangkutannya..
Nah itu sekelumit cerita masa lalu, karena saya bukan penulis sejarah jadi saya lanjutkan cerita tentang tebu dan pernik-perniknya. Intinya Mojokerto sudah familiar dengan tebu. Tebu menjadi budaya di Mojokerto. Era angkutan mulai dari kerbau ( jarang sapi karena tenaga kerbau besar walaupun stamina pendek), lori hingga truk.
Lori dipakai untuk efektifitas. Karena perencanaan yang bagus, maka pemetaan ladang tebu sangat detail sehingga desain lori akan menjangkau semua ladang yang diperuntukkan industri gula. Lori dulu ditarik oleh lokomotif uap dan sekarang jarang ada lori, kalaupun ada pasti ditarik traktor.
BUNTUNG SAAT MENCURI
____________
Nah, ini ceritanya karena tebu saat itu kualitasnya baguuus sekali. Selain varian yang handal, tebu jaman dulu empuk, disentil saja bisa terbuka dari kulitnya. Tebu di pasaran belum ada yang menjual, jadi dicuri untuk makanan ringan dengan motto "habis manis sepah dibuang".
Kalau mencuri tebu di ladang sudah biasaaaaa. Tapi semakin sulit karena biasanya dijaga orang dari suku Madura. Anak-anak pasti takut.