Mohon tunggu...
FIRITRI
FIRITRI Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis, Penulis Mojokerto, Blogger dan Pembawa Acara yang tertarik dalam Human Interest, Budaya serta Lingkungan

Penulis, Penulis Mojokerto, Blogger dan Pembawa Acara yang tertarik dalam Human Interest, Budaya serta Lingkungan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pohon yang Diragukan Tumbuh

14 Mei 2020   06:06 Diperbarui: 14 Mei 2020   06:34 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernah melihat pohon besar di Taman Lalu Lintas Mojosari?

Pohon di belakang saya dalam foto ini adalah pohon di Taman Lalu Lintas Mojosari. Pohon besar ini ditanam awal tahun 1992 kalau saya buka kalkulator berarti usia pohon ini 28 tahun. Dengan tinggi saat ini sekitar 20 meter, sepertinya tumbuh subur. Padahal saat menanamnya sempat diragukan untuk hidup.

Saat itu......
1992, mojosari bersiap menjadi kota Adipura. Karena Mojosari adalah Ikon Kabupaten Mojokerto. Ikon dianggap etalase kabupaten. Pada waktu itu Adipura sangat ketat penilaiannya. Perubahan demi perubahan harus signifikan. Jadi sebelum dan sesudah benar-benar dinilai.

Tidak ada manipulasi dari tim penilai. Tim penilai adipura diajak berputar-putar ke daerah yang bersih saja, tetapi tim penilai menilai atas kehendaknya sendiri. Jadi kumpulan sampah di tempat terpencil saja dapat ketahuan.

Tahun sekarang mendapatkan adipura, jika tahun depan tidak ada peningkatan atau dalam artian sama seperti tahun ini keadaannya jelas tidak akan mendapatkan adipura lagi. Perbaikan berkelanjutan menjadi semangat adipura saat itu.

Inilah yang dirasakan saat memulai pembangunan Mojosari Kota Adipura.

Salah satu tindakan yang diambil adalah mengalihkan keruwetan kota ke daerah agak pinggir (sekarang menjadi keruwetan baru ya ). Keruwetan saat itu adalah terminal Mojosari.

Terminal mojosari saat itu dengan pintu masuk di Jl Airlangga sekarang sebelah toko sepatu. Toko sepatu itu dulu adalah toko buku dengan perk "PUBLIK". Milik seorang polikus Partai Demokrasi Indonesia yang rumahnya di Mojosulur. Toko Buku Publik ini menjual Buku sekolah (bersaing dengan Toko Rahayu Jl Masjid) dan Majalah serta koran (Bersaing dengan Abah Rofiq Oli Pasar Legi).

Terminal ini hanya hamparan tempat beraspal dan berpagar besi setinggi 1 meter. Saya selalu dilarang memegang pagar itu oleh Bude saya. Namanya anak-anak, saya tetap memegang paagr itu saat berjalan sehingga pagar yang berderet mengeluarkan suara "RRRrrrrrrrrt" saat bertabrakan dengan tangan saya.

Hasilnya??

Hiiii..tangan saya bau pesing....ternyata saat malam hari banyak orang buang air di pagar itu. Maklum keadaan saat itu gelap.

Pintu keluar terminal Mojosari berada di Jl Hayam wuruk atau pintu masuk saat ini."

Terminal dialihkan ke Kemloko Jotangan Mojosari tepatnya di pabrik baja yang gagal berdiri di depan seberang stadion Gajah Mada atau depan Yonif 503.

Terminal dialihkan di sini dulu (ke depan terminal mengalami dua kali peralihan tempat lagi). Saya kurang tahu mengapa terminal di Jotangan ini dulu dibangunkan candi aneh. Akan saya cari tahu ya dan akan saya tulis juga .

Setelah terminal, lantas pasar Legi. Letaknya di sebelah terminal. Pasar Legi ini dipindah di tanah milik PT Kereta Api Indonesia bekas Depo Mojosari.

Nah,

Sekarang bagaimana cerita pohon itu?
Pohon ini ditanam oleh jajaran kecamatan Mojosari. Saat itu belum ada dinas pertamanan. DInas pertamanan baru ada setelah tahun 1993 yang dijabat Pak Achmadi (Mantan Bupati Mojokerto)

Jadi tanpa dana, pihak kecamatan menjadi ujung tombak untuk membangun Mojosari Kota Adipura. Yang dilakukan adalah memmeri tanah urug untuk melapisi aspal terminal. Aspal terminal dilukai dengan alat ringan sehingga tidka optimal.

Selanjutnya menanam pohon-pohon. Ada dua pohon beringin, saat ditanam tingginya hanya 50cm. Banyak yang mencibir.

"Gak iso urip iku, lha wong ngisore aspal." (Nggak akan dapat hidup, kan bawahnya aspal....

Tidak dinyana....
yang namanya pohon akarnya terus menghunjam bumi. Lambat laun semakin besar dan akhirnya besar seperti saat ini.

Pelajaran yang kita dapat adalah, tidak perlu berputus asa dalam menghadapi cibiran orang yang tidak berkompeten. Lakukan saja perbaikan berkelanjutan.....

Sekarang kita tinggal merawat kota ikon Kabupaten Mojokerto ini. Bagaimana arah pembangunannya? Bagaimana peran kita?

Masa kita harus bertanya pada rumput yang bergoyang??
#penulis #mojokerto #firi #firitri #humaninterest #perempuan #menulis #penulismojokerto #cerita #ceritamojokerto #penulis_mojokerto #kisah #character #mojosari #adipura #kotaadipura

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun