Pintu keluar terminal Mojosari berada di Jl Hayam wuruk atau pintu masuk saat ini."
Terminal dialihkan ke Kemloko Jotangan Mojosari tepatnya di pabrik baja yang gagal berdiri di depan seberang stadion Gajah Mada atau depan Yonif 503.
Terminal dialihkan di sini dulu (ke depan terminal mengalami dua kali peralihan tempat lagi). Saya kurang tahu mengapa terminal di Jotangan ini dulu dibangunkan candi aneh. Akan saya cari tahu ya dan akan saya tulis juga .
Setelah terminal, lantas pasar Legi. Letaknya di sebelah terminal. Pasar Legi ini dipindah di tanah milik PT Kereta Api Indonesia bekas Depo Mojosari.
Nah,
Sekarang bagaimana cerita pohon itu?
Pohon ini ditanam oleh jajaran kecamatan Mojosari. Saat itu belum ada dinas pertamanan. DInas pertamanan baru ada setelah tahun 1993 yang dijabat Pak Achmadi (Mantan Bupati Mojokerto)
Jadi tanpa dana, pihak kecamatan menjadi ujung tombak untuk membangun Mojosari Kota Adipura. Yang dilakukan adalah memmeri tanah urug untuk melapisi aspal terminal. Aspal terminal dilukai dengan alat ringan sehingga tidka optimal.
Selanjutnya menanam pohon-pohon. Ada dua pohon beringin, saat ditanam tingginya hanya 50cm. Banyak yang mencibir.
"Gak iso urip iku, lha wong ngisore aspal." (Nggak akan dapat hidup, kan bawahnya aspal....
Tidak dinyana....
yang namanya pohon akarnya terus menghunjam bumi. Lambat laun semakin besar dan akhirnya besar seperti saat ini.
Pelajaran yang kita dapat adalah, tidak perlu berputus asa dalam menghadapi cibiran orang yang tidak berkompeten. Lakukan saja perbaikan berkelanjutan.....