Mohon tunggu...
FIRITRI
FIRITRI Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis, Penulis Mojokerto, Blogger dan Pembawa Acara yang tertarik dalam Human Interest, Budaya serta Lingkungan

Penulis, Penulis Mojokerto, Blogger dan Pembawa Acara yang tertarik dalam Human Interest, Budaya serta Lingkungan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Cebok Mengerikan di Cangar Pacet

16 Maret 2020   20:20 Diperbarui: 16 Maret 2020   20:25 600
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cawik adalah bahasa lokal untuk cebok yang berarti tindakan membersihkan (membasuh) dubur atau kemaluan setelah buang air. Cebok penting dilakukan untuk menjaga kesehatan.

Cebok yang bertujuan membersihkan dubur dapat dilakukan dengan menggunakan kertas (dan bahan sejenis kertas) atau air. Selain itu, di beberapa kebudayaan, cebok juga dapat dilakukan dengan menggunakan batu, daun, kain lap, dan lain-lain.

daaaaan,

Saya ini berfoto di daerah penghasil logistik dengan calon logistik pengisi perut saya. Wah, jadi malu berfoto dengan pipi tembemg karena akibat logistik.

Saya bukan bercerita tentang itu, cerita saya tentang pembangunan Jembatan Cangar lagi. Jembatan Cangar itu dibangun dari APBD Jawa Timur dan Kabupaten Dati II Mojokerto. Untuk Malang (Batu waktu itu masih ikut wilayah Kabupaten Malang) tidak ikut.

Pembangunan jembatan ini jelas-jelas harus membuka jalan tembus dulu. Sebelumnya ada jalan tetapi jalan setapak yang dulu dipakai oleh pejuang saat bergerilya melawan Belanda di Agresi Militer II. Para tentara yang tergabung dalam Operasi Komando Hayam Wuruk ini bahkan membawa keluarganya melewati jalur ini.

Saya bercerita banyak tentang pejuang karena akan saya ceritakan di bagian lain.....jadi, jalan setapak ini dilebarkan. Terus daerah itu sebelumnya ada desa bernama Puthuk Kursi. Tidak ada nama sendi di sana.

Lanjut, jalan terus diperlebar dan ada bukit dan bukit yang terpisah, ada jembatan dari kayu untuk ke bukit seberang. Ini sulit..... disiapkanlah dinamit untuk meledakkan bukit satu dan bukit lainnya sehingga longsor. Longsoran itu menutupi rongga antar bukit. Tertutuplah jurang itu menjadi jalan sempit.

Jalan sempit itu sangat mengerikan.....kiri jurang dan kanan jurang juga dalaaaaaam lagi. saya kalau lewat sana kok ngeri jadi keinginan untuk loncat menjadi tinggi .

Karena kanan kiri jurang, Maka seperti sendi yang menyambungkan tulang. Jadilah orang menyebutnya dengan jalan Kutukan, jadinya "Kutukan Sendi" dan lama kelamaan menjadi "Sendi".

Membangun jembatan Cangar itu kan juga membangun jalan yang panjang. Jadinya perlu logistik dan alat yang mahal. Alat tersebut ditaruh di pos-pos hutan dalam tenda. Untuk mengamankan alat dan bahan yang mahal serta berbahaya itu, penjaga selalu siap sedia.

Penjaga dari ABRI waktu itu Kodam dan Jelas Satpol PP Kab Mojokerto. Mereka berjaga 2 orang tentara dan 2 orang satpol PP yang diganti setiap pekan. Mereka sangat akrab karena senasib sepenanggungan di hutan yang masih gelap. Makanan Dikirimkan 1 minggu sekali sesuai dengan pergantian penjaga.

Makanan yang dikirim sering kurang karena ada tentara atau satpol PP lain yang turut menemani berkemah sambil bermain radio. Menyikapi itu biasanya berburu hewan di hutan dan sayuran serta singkong tanaman warga di tumpang sari hutan milik BUMN.

Pernah kejadian maut yang mungkin tidak terlupakan. Logistik makanan menipis dan Pak Sukoco satpol PP waktu itu bertugas untuk memasak. Daging sudah disiapkan kancil kijang hasil berburu. sayur belum ada, karbohidrat dari nasi juga belum ada.

Pak Koco giliran memasak mengambil inisiatif mencari daun singkong untuk sayur dan mencabut beberapa singkong yang ditanam warga di hutan. Toh, nanti juga akan diganti oleh boss nya kerugian warga itu.

Setelah disayur, Mereka makan dengan nikmatnya sampai habis. Maklum udara sangat mendukung.

"Co, daun singkong ini enak sekali cocok untuk makanan kali ini. Kamu ambil di mana," tanya rekannya.

Dijelaskanlah dari tanaman yang letaknya di bawah itu.

Serta merta rekannya muntah..
"huekkk,,,,huekkk..."

Heran Sukoco dengan kejadian itu. Dia mengira rekannya sakit.

Setelah agak lama, rekannya bercerita. Kalau pagi tadi buang air besar di dekat situ. Karena air yang dibawa tumpah, dia nggak bisa cawik/cebok. Melihat daun singkong basah berembun yang tertanam rapih seperti baris itu, lantas dia memakai daun itu.

Caranya...

Berlari dari ujung ke ujung sambil tidak memakai celana, kan tidak ada orang. Daun yang basah embun langsung membersihkan duburnya dari kotoran.

Sukoco pucat....dan bertanya

"Jadi pucuk-pucuk singkong tadi bekasmu?" Tanya Sukoco.

"Iya." jawab temannya.

"huekkk...huekkk" Sukoco dan dua orang temannya muntah bersama.
(firitri)

#penulis_mojokerto #firitri #firi #ceritamojokerto #cerita_mojokerto #penulis #mojokerto #jembatanpentingmojokerto #pagi #cerita #humaninterest #bridge #jembatan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun