Memang biar saya nggak selalu narsis ya. Ini foto saya saat riset tentang air di Padi Pomahan Kecamatan Gondang. Di sini ada instalasi untuk mengatur pengairan yang dibangun tahun 80-an oleh pemerintah Provinsi Jatim era Pak Wahono.
Tadi saya kan mau menulis tentang banjir ya, ini saya tulis.
Sangat besar kemunculan banjir bukan di dunia nyata saja lebih besar lagi kemunculan banjir di dunia maya dengan saling hujat. Biasa lah... Politik.
Dulu jaman Pak Ahok banjir juga dan Pak Ahok bilang nenek moyang Indonesia tidak ada yang tinggal di dekat sungai. Hasilnya Pak Ahok dibully, padahal kenyataannya Pak Ahok sangat benar. Nenek Moyang bangsa Indonesia menganggap sungai itu suci jadi sungai tidak mereka kotori dengan pemukiman di dekat sungai.
Saat ini Banjir di era Pak Anis, dibully juga karena perkataannya. Air sunatullah-nya adalah diresapkan ke dalam tanah bukan dibuang ke laut melalui gorong-gorong. Muncullah bully juga karena sentimen agama. Mereka tidak mengerti Sunatullah itu artinya adalah hukum alam.
Tugas Manusia memang menahan air tawar dari hujan selama-lamanya di daratan tapi tidak menimbulkan bencana. Dengan apa? jelas diresapkan ke dalam tanah. Cara meresapkannya dengan biopori.....dengan Sumur resapan untuk jangka pendek jelas untuk jangka panjang ya dengan penanaman hutan dan lahan resapan.
Mari kita cerita cara meresapkan air ke dalam tanah saja...cerita ini lebih asik dibandingkan politik. Orang yang bicara politik biasanya sudah melupakan kesantunan, nggak ada Pak, Bu dll. Makanya saya tetap Menulis Pak Ahok, Pak Anis, Pak Wahono agar kita kembali ke masa lalu yang penuh kesantunan. Saya kan bukan penulis politik.
Itu tadi ya..menahan air di daratan selama-lamanya tapi tidak menimbulkan bencana.
Pertama biopori. Biopori ini kita sudah tahu semua caranya perencanaan di mana yang akan dilubangi sedalam 1 meter dan diameter 10-20 cm. Diberikan pipa paralon yang sisi-sisinya dilubangi dan diberikan penutup berlubang. Jika ada sampah basah dapat dimasukkan ke dalam biopori. Setelah 3 bulan, dapat diambil sampah tersebut yang sudah menjadi kompos.
Biopori ini kurang efektif karena berbiaya tinggi jika dilakukan secara besar, padahal untuk meresakan air hujan butuh sangaaaaat banyak biopori. Jadi Biopori ini efektif untuk pendidikan dan sosialisasi agar kita tahu ohhhh, ternyata air hujan itu harus diresapkan ke dalam tanah.
Kedua....jelas masih bangunan manusia, yaitu sumur resapan. Idealnya ya 2x2x2 meter. seperti apa spesifikasinya, googling banyaaak. Yang jelas kita butuh sebanyak-banyaknya di hulu agar yang daerah rendah tidak kebanjiran. Kok bisa?
Bisa....hujan turun dengan derasnya. Resapan air ke dalam tanah dari dulu ya segitu-segitu saja tidak bisa cepat coba saja kita siram air satu ember ke tanah, nggak akan meresap....malah melebar mencari tempat yang lebih rendah...meresapnya sedikiiit.
Dengan sumur resapan, Air akan masuk ke dalam ruangan di dalam tanah sebesar 2x2x2 meter. Kondisi tanah dibuat agar semua air masuk ke dalam sumur resapan atau sumur dipilih di tempat yang rendah. Dalam beberapa waktu air akan meresap pelahan ke dalam tanah.Â
Air yang masih banyak itu ke mana kan nggak muat semuanya ke lubang 2x2x2meter? jelas lah....mereka cari tempat kosong dan lebih rendah...makanya kita butuh banyaaaaak sumur resapan. Jika banyak sumur resapan, air akan meresap ke dalam tanah. Yang tinggal di bawah kita? Amaaan karena air meresap, bukan mengalir ke bawah.
Biaya...jelas butuh banyak lah....tapi gimana lagi...sekarang cara cepat untuk menanggulangi banjir memang itu.
Cara murah? agak panjang tapi amat sangat efektif.
Ya penanaman pohon.
Menanami daerah resapan terutama di atas, agar menjadi hutan yang rimbun seperti dulu. Dulu saya nggak tahu seberapa besar pengaruhnya dengan resapan air ternyata setelah saya riset buku Jejak Air Nusantara, saya baru mengerti efektifitas hutan.
Tadi kan saya cerita, resapan air ke tanah ya begitu begitu saja, membutuhkan waktu lama untuk meresap. Jadi Pohon di tanam...pohon akan tumbuh tinggi.
Dan..Hujan...Hujan jika menyentuh tanah akan meresap sedikit, selebihnya turun ke tempat yang lebih rendah membawa material tanah berupa lumpur.....
Tidak akan demikian jika ada pohon...Hujan deras...akan mengenai daun, hujan turun air akan melambat....air mengenai ranting...dahan dan batang pohon.....
Jangan lupa, pohon daunnya juga berguguran menjadikan lapisan humus, ini akan membuat air turun dari pohon yang kecepatannya lembut masuk ke dalam humus..meresap pelan...akhirnya meresap ke dalam tanah dengan sempurna.
Air akan meresap dan tersimpan ke dalam tanah. Daerah bawah akan bebas banjir...
Kemarau? Amaaan, simpanan air akan banyak, kita gali saja tanah, akan mengalir air karena air kan diresapkan ke dalam tanah....
Sederhana kan??? jadi kapan ini kita mulai....besok?? Ayooooooo
(firitri)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H