Lelaki itu menempuk pundaknya, ia berjengit terkejut, “Nonton apa?”
Buru-buru ia tutup laptopnya, sebisa mungkin menghindari tatapan ingin tahu dari temannya itu.
“Nanti ada meeting abis makan siang, lo inget kan?” temannya bertanya.
“Iya, gue inget kok.”
Ia menghela nafas, terdengar berat dan menyesakkan. Tapi teman disebelahnya tak menyadari itu karena sibuk dengan ponsel ditangannya.
“Yaudah, nanti gue sekalian siapin makan siang biar lo gausah keluar.”
“eh — gausah. Gue aja yang beli, sekarang.”
“Lo siapin agendanya aja, urusan makanan biar sama gue. Berangkat dulu ya, sob.” Lanjutnya.
“Lunch masih lama woy, masih jam 10 ini!” tapi sayang seruan temannya itu hanya dibalas angin.
***
Pundak yang biasa tegap, kini layu bak tanaman kurang sumber kehidupan. Wajahnya menunduk, sendu menggenang di bola mata yang biasa berbinar terang. Jejak basah mulai nampak terlihat seiring langkanya menemui lautan.