Mohon tunggu...
Andre Jayaprana
Andre Jayaprana Mohon Tunggu... Administrasi - write and share

seek first to understand

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Sisi Menarik Gua Maria Kerep Ambarawa, Pertapaan Gedono dan Rawaseneng

26 Maret 2016   16:03 Diperbarui: 26 Maret 2016   19:44 1658
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gua Maria Kerep, Pertapaan Gedono dan Rawaseneng adalah tiga lokasi di Jawa Tengah yang sempat saya kunjungi bersama keluarga di Bulan Maret ini. Bagi kami, sudah jelas ketiga kokasi yang kami kunjungi tersebut bukanlah objek wisata dan bukan pula perjalanan wisata yang kami tempuh saat itu.

[caption caption="Pasar UKM Gua Kerep Ambarawa, 10/03/2016 - dokpri"][/caption]Bagi saya sendiri, kunjungan ke Gua Maria Kerep Ambarawa adalah kunjungan yang kedua kali setelah yang pertama kali itu lebih dari dua puluh tahun silam. 

Berbeda dengan istri saya yang baru beberapa bulan lalu kebetulan sempat berkunjung atau putra saya yang beberapa tahun lalu pernah juga berkunjung ke tempat tersebut. Yang jelas, mereka lebih update daripada saya tentang Gua Maria Kerep Ambarawa.

[caption caption="Gua Maria Kerep Ambarawa, 10/03/2016 -dokpri"]

[/caption]Berbeda halnya dengan Pertapaan Gedono dan Rawaseneng, walaupun sering membaca dan mendengar tentang tempat itu, pada bulan Maret inilah kami baru sempat berkunjung ke kedua tempat itu. Saya punya istilah sendiri untuk ketiga tempat yang kami kunjungi tersebut: pusat spiritualitas atau ziarah (berhubungan dengan hal kerohanian atau tempat mulia untuk berdoa). Ketiga lokasi tersebut tidak asing bagi umat Katolik khususnya.

[caption caption="Bagian Depan Pertapaan Gedono, 10/03/2016 - dokpri"]

[/caption]

[caption caption="Museum Pertapaan Rawaseneng, 12/03/2016 - dokpri"]

[/caption]

[caption caption="Taman Doa Pertapaan Rawaseneng, 12/03/2016 - dokpri"]

[/caption]Gua Maria Kerep Ambarawa (Kabupaten Semarang) menurut sejarahnya, merupakan pendahulu bagi munculnya gua-gua Maria di Indonesia setelah Gua Maria Sendangsono di Kabupaten Kulonprogo (DIY) dan Gua Maria Sriningsih di Kabupaten Klaten (Jawa Tengah).

Pertapaan Rawaseneng di Kabupaten Temanggung, atau lebih resmi disebut Pertapaan Santa Maria Rawaseneng yang merupakan biara Trappist pria pertama di Indonesia. Biara ini menginduk ke biara Cisterciensis  (Order of Cistercians of the Strict Observance = OCSO)  di Tilburg, Belanda. 

Tahun 1987, dibuka secara resmi biara Trappist wanita (Pertapaan Bunda Pemersatu) di Gedono dekat Salatiga. Jadi antara Pertapaan Rawaseneng dan Gedono itu masih bersaudara dalam ordo yang sama. Sebenarnya ada satu lagi Pertapaan di Indonesia yang masih bersaudara dengan Rawaseneng dan Gedono, yaitu  Biara Trappist Lamanabi di Larantuka, NTT.

Walaupun yang tinggal di biara/pertapaan itu disebut rahib (pria) atau rubiah (wanita) dan substansinya mereka itu adalah petapa (orang yang bertapa) ada segi menarik bagaimana pusat-pusat spiritualitas ini menghidupi dirinya dan mengelola sumber penghasilan. Pertapaan Rawaseneng misalnya dikenal antara lain dengan perkebunan kopi, industri olahan susu dan kue. Pertapaan Gedono juga memiliki segi menarik antara lain dalam menghasilkan produk-produk seperti sirup, selai dan kue kering.

[caption caption="Produk Kue Kering Pertapaan Rawaseneng, 12/03/2016 - dokpri"]

[/caption]

[caption caption="Produk Kopi Pertapaan Rawaseneng, 12/03/2016 - dokpri"]

[/caption]

[caption caption="Produk Roti Pertapaan Rawaseneng, 12/03/2016 - dokpri"]

[/caption]

[caption caption="Produk Alat-alat dapur Pertapaan Rawaseneng, 12/03/2016 - dokpri"]

[/caption]

[caption caption="Berbagai produk hasil pertanian Gedono, 10/03/2016 - dokpri"]

[/caption]

[caption caption="Berbagai produk olahan dari Gedono, 10/03/2016 -dokpri"]

[/caption]Pertapaan Rawaseneng dan Gedono, walaupun merupakan biara pertapaan bukanlah tempat pengucilan diri sehingga tanpa interaksi sama sekali dengan lingkungan desa sekitarnya. Dalam menghasilkan produk-produk biara tersebut, pelibatan masyarakat desa sekitar biara adalah hal yang niscaya. 

Salah satu rubiah yang kami temui saat kami berkunjung di Gedono (10/03) misalnya, menceritakan bagaimana mereka mengajarkan penduduk setempat untuk membuat selai dan memberikan kesempatan setiap hari Minggu pada penduduk yang ingin menjual produk sayuran organik kepada umat yang berkunjung ke Gereja di Pertapaan Gedono.

[caption caption="Peternakan sapi milik Pertapaan Rawaseneng merupakan sumber produk olahan susu berupa susu pasteurisasi ini, baik untuk kesehatan sistem pencernaan. Foto: 12/03/2016 - dokpri"]

[/caption]

[caption caption="Hampir sama dengan produk susu pasteurisasi Pertapaan Rawaseneng, Kefir merupakan produk olahan susu fermentasi Pertapaan Gedono dengan berbagai variasi buah segar seperti leci, stroberi dan sirsak - dokpri"]

[/caption]Di lokasi Gua Maria Kerep Ambarawa, setelah lebih dari setengah abad menjadi pusat spiritualitas, ramainya peziarah juga menjadi berkah sendiri bagi penduduk sekitar. Pengelola Gua Maria Kerep Ambarawa misalnya, menyediakan fasilitas pujasera yang bebas biaya sewa, sehingga sangat membantu usaha kecil yang berkembang di sekitar Gua Maria. Sempat juga saya amati sekilas lokasi Pasar UKM di sekitar lokasi.

[caption caption="Pujasera Gua Maria Kerep Ambarawa - dokpri"]

[/caption]

[caption caption="Pujasera Gua Maria Kerep Ambarawa - dokpri"]

[/caption]

[caption caption="Menikmati santap siang di Pujasera Gua Maria Kerep, Rawon dan Soto Daging - dokpri"]

[/caption]Dari ketiga lokasi yang kami kunjungi di bulan Maret 2016 ini, setidaknya saya memahami bagaimana pemberdayaan masyarakat desa itu dapat berjalan. Jauh dari hiruk pikuk dan politisasi dana desa di ramainya pemberitaan.

Jalan sunyi yang ditempuh Gua Maria Kerep Ambarawa, Pertapaan Rawaseneng dan Gedono untuk kesejahteraan lingkungan sekitarnya, the road less traveled.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun