Mohon tunggu...
Andre Jayaprana
Andre Jayaprana Mohon Tunggu... Administrasi - write and share

seek first to understand

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Photo-Essay: Ruang Imajinasi Manggarai Barat

24 Juli 2015   17:45 Diperbarui: 24 Juli 2015   17:45 870
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dan siapa yang tidak mengenal makhluk legendaris ini, Komodo. Walaupun penampakannya agak berkurang di bulan Juli ini karena memasuki musim kawin, tapi kemunculan satu atau dua ekor predator perkasa ini di hadapanku seolah mengantar diri ke ruang imajinasi mendengar bisik: “hei…ya kamilah Komodo, harap dicatat kami masih hadir di Bumi ini.” Kemunculan Komodo adalah kenyataan yang tidak pernah mengecewakanku walaupun banyak yang bersembunyi di musim kawin.

dokpri - Komodo, Juli 2015 (Pulau Komodo)

 

Tetapi di musim kawin komodo seperti ini jugalah, mungkin, kedua rusa ini dapat sejenak berpose elok di hadapanku, imajinasi lainnya yang seolah berkata inilah kami rusa-rusa cantik dari Pulau Komodo, rekamlah penampakan kami yang elok ini, terbitkan di media warga Kompasiana. Suatu waktu nanti, entah, kami tiada lagi. Tahukah dirimu bahwa kami adalah bagian dari rantai makanan di Pulau Komodo, dan mudah ditebak jika diri kami adalah menu nikmat sang predator perkasa.

dokpri - Dua Rusa Cantik, Juli 2015 (Pulau Komodo)

 

Satu ketika, kapal merapat di perairan Pulau Kalong. Sejenak aku menanti detik-detik teater yang sangat memukau. Sang mentari mulai terbenam dan sentuhan jingga dari arah Pulau Kalong mulai diramaikan dengan ritual abadi beterbangannya kalong keluar dari sarangnya. Teater? Kalau ini adalah seni pertunjukan maka kita semua tahu siapa maestronya.

dokpri - Perairan Pulau Kalong, Juli 2015

Dari Pulau Kalong? Ya kalong. Kelelawar. Banyak sekali jumlahnya terbang melintasi diriku, melintasi kapal-kapal yang membawa penikmat anugerah Tuhan di timur Indonesia. Kalong yang luar biasa besar ukurannya yang pernah aku saksikan selama ini. Entah ribuan jumlahnya, sepertinya kawanan itu tahu betul ke mana harus mencari makan di malam itu.

Lain pula situasi senja di Labuan Bajo ini. Pemandangan seperti ini seolah membawa diri ke saat-saat awal manusia penjelajah samudra, menemukan benua baru, setidaknya itulah kesan yang paling pas untuk mengenang dan proyeksikan berbagai literatur tentang penjelajah dunia dan awal koloni baru di Tanah Air yang baru, kisah-kisah yang sangat kunikmati. Perjalanan manusia-manusia tangguh menantang samudra raya.

dokpri - Senja di Labuan Bajo, Juli 2015

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun