Semangat menyala itu pula yang bikin Djokovic kelabakan. Terutama ketika mengembalikan bola. Babak-babak pertama benar-benar menjengkelkan baginya. "Saya mencoba menekannya untuk menyelamatkan match point. Tapi hal itu sungguh tidak terjadi," ujar Djokovic.
Kehilangan dua set itulah yang membuyarkan impian Djokovic untuk mengejar gelar yang pernah ditorehkan Roger Federer. Padahal tinggal sekali lagi menang sejajar sudah dengan sang pensiunan itu.
"Ia benar-benar bermain sangat baik hari ini," tandas Djokovic. Bahkan tak segan memberi komentar teknik bermain tenis Alcaraz yang lengkap.
Kemenangan atas Djokovic sekaligus membayar impas rivalitas keduanya. Sejak 2022, Djokovic menang di 3 perjumpaan (Roland Garros 2023, ATP Masters 1000 2023, Nitto ATP Finals 2023). Kini Alcaraz menyamakannya (2 kali Wimbledon 2023 dan 2024, serta ATP Masters 1000 2022).
Dan final tunggal putra Wimbledon 2024 itu layak dijuluki sportainment. Menghibur berkat aksi-aksi satu wakil generasi milenial dan satu duta generasi Z. Tom Cruise yang duduk dua baris di atas Putri Wales alias Kate Middleton sampai takjub. Begitu juga dengan Benedict Cumberbatch si Doctor Strange yang mesra dengan istrinya, Sophie Hunter. Bahkan Luka Modric seperti terbengong saat servis pamungkas Alcaraz gagal dikembalikan Djokovic. Ia sepertinya membela si anak Sponyol.
Saat Alcaraz menghampiri keluarga dan timnya di tribun, Djokovic yang duduk sendiri tengah merenungi nasibnya. Terutama soal cidera lutut itu. "Jelas ada sedikit kekecewaan saat ini, 10 menit setelah pertandingan berakhir," akunya.
Mungkin masih ada jalan di usianya yang sudah jauh dari rata-rata pemain muda. Dan kini bermunculan petenis usia awal 20 tahunan. Selain Alcaraz ada Jannik Sinner, 22 tahun dari Italia. Juga Lorenzo Musseti, 22 tahun. Denmark melahirkan Holger Vitus Rune, 22 tahun. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H