Mohon tunggu...
andra nuryadi
andra nuryadi Mohon Tunggu... Konsultan - bekerja 20 tahun lebih di media, memiliki laboratorium kreativitas konten

Creative Addiction; Media Practitioner; Journalist

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Putri Handayani dan "Kartini" di Atap Dunia

21 April 2024   21:39 Diperbarui: 22 April 2024   11:48 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seperti menunggu hasil UMPTN. Cemas dan gelisah, sukses atau gagal. Di saat Putri Handayani dan Fandhi "Agi" Achmad tengah memuncaki Gunung Denali (Amerika Utara) pada Juni 2022. Gunung yang dikenal ekstrim, kadang tidak bersahabat, dan bolak-balik menggagalkan upaya pendakian para pendaki di seluruh dunia.

Tidak seperti hari-hari kemarin. Semua berita dikabarkan rutin melalui telepon satelit, meski kadang cuma berupa pesan singkat alias SMS. Kali ini bak hilang kontak.

Denali memang punya karakter berbeda dan sulit. Sejumlah pendaki kelas dunia bahkan tak berani mengatakan lebih gampang dari Mount Everest. Sebagian menyebut lebih menantang.

Di Denali tidak ada porter. Maka berhari-hari di padang salju yang bisa membutakan mata, Putri dan Agi menarik sendiri barang-barangnya dengan sled di belakang. Seperti kuda menarik kereta.

Menit demi menit, berubah menjadi jam, tetap tidak ada kabar. Kami benar-benar cemas dan mulai pesimis. Sampai sebuah pesan mendadak masuk dan terbaca di layar telepon. Summit!

Oh! Lega benar. Tambah satu lagi capaian, khususnya bagi Putri Handayani mengoleksi target seven summits. Denali adalah puncak ke lima. Dengan kata lain tinggal dua lagi, Vinson Massif dan Mount Everest. Maka ia akan menjadi perempuan Indonesia ketiga yang berhasil menyelesaikan pendakian seven summits (seven summiters).

Tapi bagi perempuan penggangas Jelajah Putri ini selain sisa dua, masih ditambah dua lagi target yakni Kutub Utara dan Kutub Selatan. Yang artinya perempuan ini menjadi orang Indonesia pertama yang mampu meraih predikat Explorer's Grand Slam. Sebuah misi yang pertama kali dikenalkan oleh Sir David Hempleman-Adams pada 1998.

KARTINI MERAH PUTIH 

Minggu ini Indonesia memperingati Hari Kartini. Perjuangan Kartini di eranya tetaplah relevan dengan situasi perempuan hari ini dengan segala sepak-terjangnya. Tentang melepaskan diri dari penilaian patriarki terutama dalam bidang-bidang yang identik dengan kaum laki-laki.

Putri melewati sekat-sekat tersebut lewat berbagai aktivitasnya. Di dunia pekerjaan (yang dalam pilar aksi Jelajah Putri disebut dengan "Bekerja"), ia buktikan dengan mengisi ruang dominasi kaum pria di dunia teknik dan engineering.

Bertualang melengkapi dunia kerja sebagai sebuah proses yang lebih krusial di sela sepinya prestasi bangsa Indonesia di blantika petualangan berkelas dunia. Di sinilah "Kartini" ingin lebih banyak disuarakan. Bahkan setelah sukses mengibarkan merah putih di Kutub Selatan Desember 2023, ia ingin meneruskan ke belahan sebaliknya, yakni Kutub Utara.

Ekspedisi ke Kutub Utara yang sedianya digelar pada April 2024 ini ia gelari "Kartini 8 -- Arctic Expedition". Sebuah penghargaan kepada sang pahlawan. Sayang ekspedisi berjalan kaki via jalur Rusia itu harus tertunda akibat faktor alam. Otoritas pengelola membatalkan seluruh ekspedisi Kutub Utara tahun 2024.

Bukan Putri Handayani namanya jika berlarut dalam kekecewaan. Sebelumnya ia pernah dua kali gagal sampai puncak Denali karena faktor cuaca. Namun perempuan ini sama sekali tak gentar dan melakukan strategi berbeda di tahun berikutnya.

Pendakian Vinson Massif pada Desember 2024 lalu sebelum mencapai Kutub Selatan, juga menundanya mengibarkan merah putih. Lagi-lagi lantaran kondisi cuaca ekstrim.

Di setiap situasi semacam ini, saat lelah bercampur dengan tekanan, Putri tak pernah berhenti dan menyerah. Otaknya bekerja terus mencari cara agar setiap langkah misinya itu tetap berjalan kendati akhirnya mesti bolak-balik menjadwal ulang.

SWADAYA DEMI BANGSA

Dalam pengalaman bergaul dengan banyak petualang, khususnya perempuan, Putri Handayani berbeda. Ia adalah salah satu yang memiliki keseriusan dan komitmen amat tinggi. Bahkan acap kali merampungkan tiap langkah tanpa dukungan dari banyak pihak. Ia melakukan setiap misi secara swadaya.

Hal itu dimulai sejak pendakian Kilimanjaro, Afrika (2016), Cartensz Pyramid, Asia-Oceania (2016), Elbrus, Rusia (2017), Aconcagua, Amerika Selatan (2018), Denali, Amerika Utara (2022).

Sepulang dari Kutub Selatan (2023), ia pernah bilang aktivitas seperti yang ia lakukan memang tak dinilai secara kuantitatif. Tidak mencari juara, walaupun kadang ada kompetisi di situ. Yaitu bersaing dengan para petualang dari belahan dunia lain mencapai misi yang sama.

Namun perjuangannya membutuhkan pengorbanan besar untuk meraih nilai setara dengan atlet-atlet Olimpiade sekalipun. Pernah saat usai mencapai puncak Denali, ia terperosok di salju yang nyaris berujung maut. Sepulang dari Denali masih tersisa ruam-ruam di wajahnya yang sempat mengalami frostbite.

Kartini-Kartini masa kini bisa beraksi di apa saja dan di mana saja. Putri Handayani memilih jalan petualangan demi mensejajarkan kemampuan bangsa Indonesia di level teratas.

Masih ada pekerjaan besar untuk menyelesaikan proyek bangsa Indonesia pertama yakni The Explorer's Grand Slam. Vinson Massif, Kutub Utara, dan dipungkasi dengan Mount Everest.

Setelah semua itu, tampaknya masih ada lagi impian besar lainnya. Melengkapi semangat "Bekerja" dan "Bertualang", ialah "Berbakti". Sebuah pilihan lebih nyata lagi bagi kaum papa dan warga pelosok. Mendedikasikan kemampuan dan kelebihannya untuk bangsanya sendiri. (*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun