Seperti menunggu hasil UMPTN. Cemas dan gelisah, sukses atau gagal. Di saat Putri Handayani dan Fandhi "Agi" Achmad tengah memuncaki Gunung Denali (Amerika Utara) pada Juni 2022. Gunung yang dikenal ekstrim, kadang tidak bersahabat, dan bolak-balik menggagalkan upaya pendakian para pendaki di seluruh dunia.
Tidak seperti hari-hari kemarin. Semua berita dikabarkan rutin melalui telepon satelit, meski kadang cuma berupa pesan singkat alias SMS. Kali ini bak hilang kontak.
Denali memang punya karakter berbeda dan sulit. Sejumlah pendaki kelas dunia bahkan tak berani mengatakan lebih gampang dari Mount Everest. Sebagian menyebut lebih menantang.
Di Denali tidak ada porter. Maka berhari-hari di padang salju yang bisa membutakan mata, Putri dan Agi menarik sendiri barang-barangnya dengan sled di belakang. Seperti kuda menarik kereta.
Menit demi menit, berubah menjadi jam, tetap tidak ada kabar. Kami benar-benar cemas dan mulai pesimis. Sampai sebuah pesan mendadak masuk dan terbaca di layar telepon. Summit!
Oh! Lega benar. Tambah satu lagi capaian, khususnya bagi Putri Handayani mengoleksi target seven summits. Denali adalah puncak ke lima. Dengan kata lain tinggal dua lagi, Vinson Massif dan Mount Everest. Maka ia akan menjadi perempuan Indonesia ketiga yang berhasil menyelesaikan pendakian seven summits (seven summiters).
Tapi bagi perempuan penggangas Jelajah Putri ini selain sisa dua, masih ditambah dua lagi target yakni Kutub Utara dan Kutub Selatan. Yang artinya perempuan ini menjadi orang Indonesia pertama yang mampu meraih predikat Explorer's Grand Slam. Sebuah misi yang pertama kali dikenalkan oleh Sir David Hempleman-Adams pada 1998.
KARTINI MERAH PUTIHÂ
Minggu ini Indonesia memperingati Hari Kartini. Perjuangan Kartini di eranya tetaplah relevan dengan situasi perempuan hari ini dengan segala sepak-terjangnya. Tentang melepaskan diri dari penilaian patriarki terutama dalam bidang-bidang yang identik dengan kaum laki-laki.
Putri melewati sekat-sekat tersebut lewat berbagai aktivitasnya. Di dunia pekerjaan (yang dalam pilar aksi Jelajah Putri disebut dengan "Bekerja"), ia buktikan dengan mengisi ruang dominasi kaum pria di dunia teknik dan engineering.