Mohon tunggu...
andra nuryadi
andra nuryadi Mohon Tunggu... Konsultan - bekerja 20 tahun lebih di media, memiliki laboratorium kreativitas konten

Creative Addiction; Media Practitioner; Journalist

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"14 Peaks: Nothing is Impossible", Rekor Baru Pendaki Eight-thousander

3 Desember 2021   18:06 Diperbarui: 7 Desember 2021   17:31 1180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cuplikan 14 Peaks: Nothing is Impossible.| Foto: Netflix

Jika kemudian, pria 38 tahun itu lekas-lekas membuat proyek pendakian prestisius menjadi wajar. Walaupun Nims sendiri hanya memiliki track record pendakian sekali memuncaki Dhaulagiri dan dua kali summit attack Everest.

Yang ia butuhkan selanjutnya adalah teammates. Karenanya ia memilih pendaki terbaik Nepal. Proyek yang kemudian bertajuk Project Possible 14/7 itu menargetkan tujuh bulan menghabiskan 14 puncak Korakoram hingga Himalaya dalam tempo tujuh bulan.

Ekspedisi itu lalu dipresentasikan melalui film dokumenter bertajuk 14 Peaks: Nothing is Impossible. Film ini kentara benar tidak diperlakukan sebagai sebuah diary perjalanan dan teknis pendakian. Atau dijejali dengan dramatisasi yang cenderung fiksi.

Kekuatan bangunan ceritanya menggabungkan berbagai unsur. Mulai perjuangan persiapan terutama pencarian dana yang seringkali membuat proyek tersendat dan tidak jalan. Kisah istri yang tabah melepaskan ambisi sang suami demi negaranya, walaupun seringkali jantungnya dibuat dag-dig-dug ser. Momentum-momentum haru dan menyentuh  hubungan ibu -- anak yang nyaris menggagalkan proyek. Kemudian dipilih footage seru yang dijalin cakap dan disalurkan lewat story telling menyentuh. Ah, surga memang berada di telapak kaki ibu.

Ada pula sentilan peran negara sebagai unsur pendukung. Kelihatan benar negara hadir membantu proses diplomasi saat pemerintah China nyaris menutup pendakian di wilayah Tibet. Kali ini kolaborasi politikus Nepal dan warga demi ibu pertiwi.

Soal kekinian, dimana manusia berinteraksi melalui media sosial, digambarkan pula lewat dukungan warga dunia demi membuka mata pemerintah China. Solidaritas bagi dunia pendakian tak hanya tampil lewat dukungan digital. Bahwa para pendaki sekalipun berkompetisi, sesungguhnya dalam jiwa mereka ada pertalian persaudaraan.

Jika tidak mana mungkin tim pendaki elit Nepal ini  harus bersusah payah naik kembali di Annapurna. Padahal kaki juga baru sampai di base camp sepulang pendakian pertama. Atau di pendakian lain sesal  Nims sempat membuat istrinya prihatin akibat pendaki yang ia tolong akhirnya tewas di pangkuannya.

Dokumentasi pendakian tiga fase itu kontan mendapat sambutan apik dari situs database ternama dan rujukan dunia film, IMDb. Beberapa poin lebih tinggi ketimbang film dokumenter petualangan lain, Free Solo (2018). Malah jauh lebih tinggi daripada film box office yang menceritakan pendakian Rob Hall, Everest (2015).

Ekspedisi Project Possible 14/7 memecah rekor dari seluruh pendakian 14 puncak 8.000-an dalam soal durasi. Tidak perlu tujuh bulan menuntaskan Annapurna sampai ke Shishapangma.  Cukup enam bulan enam hari. Rekor itu masih tercatat sampai hari ini. Tiga pendaki Nepal tersebut menambah daftar pendaki eigth-thousander.  

Sesampainya di Kathmandu, Nims cs disambut bak tim Prancis setelah menjuarai Piala Dunia 2018. Sama-sama menorehkan hasil terbaik "kompetisi" level sejagad. Nims menyatukan Nepal lewat caranya.

Messner yang kini berusia 77 tahun mengaku respek. "Dia berhasil dengan strateginya sendiri. Dan dia orang pertama yang melakukannya," tutup Messner. (*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun