Semua pekerjaan ia tuntaskan seberes-beresnya. Terlebih yang menyangkut hidup dan nasib orang banyak. Moral kemanusiannya seringkali memunculkan pertanyaan. Suatu kali ia bertanya lirih tentang seseorang yang bekerja untuk menghidupi dan menjaga keluarganya. Apa jadinya jika seorang bapak membawa hasil jerih payah seadanya dan tak bisa memberi nasib baik bagi keluarganya.
Jadi saban kali ia meminta bantuan tukang untuk membenahi sesuatu, bapakku akan memberikan uang lebih dari seharusnya. Benaknya akan muncul pertanyaan; apa cukup ia membawa uang hasil jerih payahnya? Apakah keluarganya bisa dapat sesuatu dari uang itu? Apakah ia masih bisa menabungnya? Begitu seterusnya....
Sepanjang hidupnya satu-persatu tanggung jawab dan moralitas ia lakukan semata demi kebaikan. Ia memilih memilih do it dan show it, bukan show it to atau show it off. Dan tidak perlu pula dengan speak it out, apalagi speak it loud.
Makanya, selalu senyap, sunyi, tetapi tampak jelas semua perlakuannya itu. Perlakuan dan perbuatannya itu mungkin tak sampai pada level sempurna. Namun itu sudah sebuah bentuk kebajikan, meski ia ajarkan dengan cara hening. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H