Alone Together sebagai frasa Oxymoron sangat pas dipilih oleh Profesor Sherry menjadi judul dari bacaan. Alone Together juga bisa mewakili keempat gambar yang saya tampilkan dalam tahapan preteaching. Secara sederhana, Alone Together bisa diartikan dekat dengan yang jauh dan jauh dengan yang dekat.
Alone Together pun tak pelak menggambarkan apa yang terjadi dalam kehidupan masa kini baik dalam lingkungan pertemanan maupun keluarga. Betapa gawai begitu menguasai kehidupan sehari-hari sehingga gambaran tersebut menjadi pemandangan yang sering kita jumpai bahkan kita alami atau lakukan. Alone Together pun menjadi refleksi kekinian yang perlu direnungkan bersama mengingat sudah menjadi fenomena tersendiri pada zaman now.
Ada hal yang lebih menarik usai saya menerangkan makna Oxymoron. Saya bertanya kepada para siswa, "Is there any of you who, in your house, has the rule or agreement not to use gadgets?" Jawaban yang dilontarkan pun beragam. Ada yang menjawab aturan tidak menggunakan gawai berlaku hanya pada saat makan, pada saat di ruang keluarga, pada jam-jam tertentu di malam hari, dan pada saat jam belajar. Bahkan ada juga yang menjawab bebas-bebas saja menggunakan gawai karena ternyata tidak memiliki kebiasaan makan malam bersama. Setelah saya tanya lebih jauh, di keluarganya setiap anggota keluarga sibuk masing-masing, termasuk orang tuanya yang sering pulang malam atau keluar kota.
Menarik sekali fenomena Alone Together ini. Dekat dengan yang jauh, jauh dengan yang dekat. Mengapa? Karena fenomena tersebut sudah merambah luas dan menjadi pemandangan umum pada masa kini.Â
Dalam konteks pertemanan, kita bisa melihat bahkan mengalami sendiri fenomena ini, entah itu ketika kongkow-kongkow di kaf atau tempat umum lainnya. Rumah pun tak luput menjadi lokasi dimana fenomena ini terjadi. Jawaban-jawaban dari para siswa di atas, menurut saya, sudah cukup mewakili gambaran dalam banyak rumah atau keluarga saat ini. Bahkan tidak jarang keluhan datang dari para orang tua siswa tentang putra-putri mereka dalam hal pemakaian gawai.
Lantas, apa yang semestinya dilakukan menghadapi fenomena Alone Together ini? Kita bisa melakukan Gerakan 3 (HP).
Hush not. Pick one topic to talk
Ketika sedang berkumpul bersama teman-teman atau keluarga, jangan berdiam diri apalagi sibuk dengan gawai masing-masing. Melainkan, munculkanlah satu topik untuk menjadi bahan pembicaraan.Â
Satu topik akan berlanjut dengan topik berikutnya dan seterusnya. Dengan demikian kita akan disibukkan dengan berkomunikasi secara langsung dengan orang-orang yang ada di sekitar kita (secara fisik). Hal ini tentu saja akan mengurangi pemakaian gawai dalam jangka waktu yang lama.
Habitual Portrait of discipline and model
Sasaran dari tindakan ini utamanya adalah orang tua. Tidak bisa dipungkiri bahwa anak cenderung melihat dan meniru orang tua. Tidaklah elok bagi orang tua meminta anaknya, misalnya, untuk tidak merokok sedangkan yang bersangkutan merokok. Demikian pula dengan pemakaian gawai.Â
Sulit rasanya meminta anak untuk tidak memakai gawai, apabila orang tua sering disibukkan dengan gawai sehingga mengabaikan kehadiran anggota keluarga lainnya di dekat mereka. Jadilah contoh dari kedisplinan dalam hal penggunaan gawai. Â
Hour and venue Policy
Berlakukanlah kebijakan kapan dan di mana saja gawai boleh digunakan. Kebijakan ini lebih tepat diterapkan dalam lingkungan keluarga. Seluruh anggota keluarga meniatkan diri dan bersepakat untuk menetapkan jam-jam tertentu tidak memakai gawai misalnya mulai pukul 19.00 hingga 21.00 atau selama makan malam berlangsung. Bisa juga pada saat seluruh keluarga menghabiskan waktu bersama. Selain waktu, tempat pun bisa disepakati untuk tidak berhubungan dengan gawai. Misalnya, ketika berada di ruang keluarga.