walau dalam hati merasa ragu apakah aku harus mengantar ke dua ibu tuna netra tersebut. Oh sedikit lega hatiku, karena hanya satu orang ibu yang akan ku antar.
Saat diperjalanan aku bertanya pada si ibu tersebut.
"Saya antar ibu sesuai tujuan pada aplikasi ya bu?"
"Iya mas" singkat jawab si ibu yang berusia hampir setengah abad dengan mukenah birunya.
 Namum anehnya saya mengikuti arahan GPS, lokasi tujuannya memasuki area kuburan di Jakarta timur. Dan ternyata disana adalah jalan buntu.Â
Tak ada perasaan takut, hanya saja cemas apakah benar alamatnya di kuburan? Karena aku ragu dengan lokasi tujuan tersebut,
 "ibu alamatnya rumahnya disebelah mana?" Tanya ku.Â
"Pokoknya patokannya dibelakang masjid al barkah, nah masjidnya warna hijau mas" sahut si ibu.Â
Sungguh celaka pikirku, karena memang masjid umumnya tidak lain berwarna hijau dan biru.
Lantas dari mana si ibu tau nama dan warna majid tersebut? Sedangkan saja ia seorang tuna netra, ah mungkin saja ia telah diiberi tahu pikirku oleh anaknya.
 Sepertinya alamat yang saya tuju salah, langsung ku putar balikkan motor mencari seseorang untuk ku tanyai kepada seseorang berharap ada yang mengetahui keberadaan masjid al barkah berwana hijau tersebut.Â