Mohon tunggu...
Ando Ajo
Ando Ajo Mohon Tunggu... Administrasi - Freelance Writer

Asli berdarah Minang kelahiran Melayu Riau. Penulis Novel Fantasytopia (2014) dan, Fantasytopia: Pulau Larangan dan Si Iblis Putih (2016). Find me at: andoajo.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kafir Kau, Kau yang Kafir!

18 April 2016   11:51 Diperbarui: 18 April 2016   13:01 3443
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kenapa?

Ane sendiri justru lebih banyak teman non-Islam, tapi asik-asik aja tuh. Datang ke rumah mereka (undangan pernikahan, dsb) justru "dihormati".
"Jo, kamu jangan makan yang ini, ini ada babinya."
"Jo, jangan minum yang ini, ini ada alkoholnya."
dll, dst, dsb.
Kalau dipikir-pikir, ujar-ujar tadi kok agak melenceng, yak? Jangan bilang; "Ahh, itukan bukan firman Tuhan! Ahh, itu gak ada dalam Al-Qur'an!

Balik lagi soal kafir^^.
Tidakkah kita (Islam) tahu, jika Al-Qur'an mengandung unsur 3 hal dalam hitungan waktu/masa?
Kitab Suci yang merupakan salah satu Mukjizat Nabi Muhammad SAW tersebut mengandung unsur; "Masa lalu, Masa sekarang, dan Masa akan datang."
Hingga kini, 70-80% apa-apa yang terkandung di dalam Al-Qur'an telah terbukti kebenarannya. Mulai dari peristiwa Big Bang, siklus air, perubahan cuaca, hingga ke hal tersulit yakni awal terbentuknya janin di dalam kandungan setelah pembuahan sperma pada sel telur dalam rahim wanita. Semua itu tidak diketahui manusia sebelum masa-masa 100-200 tahun yang lalu. Sementara Al-Qur'an telah menceritakannya/mengabarkannya dengan lugas semenjak 1400 tahun yang lalu.
Sisa 30-20% lainnya, mungkin karena teknologi dan ilmu pengetahuan kita (manusia) belumlah sempurna untuk membuktikannya.

Lihat gak, 'Benang Merahnya'?
Mungkin saja, bagi kita makna "kafir" (dari masa lalu, masa sekarang, hingga masa yang akan datang) itu sendiri terlalu dangkal. Terlalu rendah, pendek. Hanya memaknai pada apa yang tersurat di dalam Al-Qur'an saja, tetapi tak hendak menelaah lebih jauh pada yang tersirat di dalam Kitab Suci tersebut.

Masih kurang?
Baiklah...^^ lalu, bagaimana dengan ini; Hijrah pertama umat Isam ke Ethiopia/Habasyah yang kala itu dipimpin oleh Raja Najasyi yang beragama Kristen.
Nah lhoo... bukankah itu pemimpin "kafir'? Kok bisa-bisanya Nabi Muhammad menganjurkan pengikutnya "meminta" perlindungan kepada raja orang kafir itu?
Apa artinya itu?

Artinya... (sekali lagi) makna "kafir" bagi kita (yang mengaku Islam) mungkin masih dangkal. Jangan kata akan sama satu makna dengan yang disebutkan Allah, dengan apa yang dipikirkan Rasulullah saja rasa-rasanya belumlah sampai.

Akhirul kalam, selamat menyambut hangatnya mentari Senin ini^^.

Ingat kawans^^, percaya pada seseorang itu maksimal hanya 99% sisakan 1 % untuk waspada (bukan mencurigai yak, ntar suudzon pulak) sedang percaya 100% itu hanya hak Tuhan.

 

Peace Be Upon to All of You^^.

---o0o---

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun