Ngluhurke asmane wong tuwo
Dadiyo pendekar ing bongso…
Â
Dengarlah Nak, dengarlah Sayang. Perubahan dunia yang membuat aku kamu kita tercengang. Tak sampai hati kubisikkan masa kecilku dulu lebih tenang. Tiada kesusahan dalam alam yang terkembang. Di balik bebatuan air tergenang, masih kautemukan kepiting dan udang. Di antara pepohonan hijau merindang, tak akan kelaparan pada kasih alam terhidang.
Mungkin kerakusan mengundang bala. Menjemput kebodohan bernama bencana. Hingga alam kian merana, Bumi pula kian tersiksa, seperti aku kamu dan kita semua. Terlupakan waktu di sisa masa.
Kini aku sudah tua renta, Ayahmu pula bukan siapa-siapa. Panggul dorong kerja menghela, penat tubuh keringat kering percuma. Tak berpadan tiada pula sama. Lembar didapat terbuang saat itu juga.
Â
Wis cup menengo Anakku
Kae mbulane ndadari
Koyo Buto nggegilani
Lagi nggoleki cah nangis…