Mohon tunggu...
Ando Ajo
Ando Ajo Mohon Tunggu... Administrasi - Freelance Writer

Asli berdarah Minang kelahiran Melayu Riau. Penulis Novel Fantasytopia (2014) dan, Fantasytopia: Pulau Larangan dan Si Iblis Putih (2016). Find me at: andoajo.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kembali

5 Februari 2016   16:36 Diperbarui: 5 Februari 2016   17:18 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[Renungan Jumat]

Rebah kurebah, di atas kegersangan sentuhan tanah. Di antara kerapatan rumput menguning tiada bercelah. Dalam dekapan bayu yang enggan berhembus dan entah. Di bawah langit yang megah dan angkuh tiada hendak mengalah. Tidak pula sang raja hari yang selalu saja menyengat kulit hingga pecah… berbelah.

Tengadahlah tengadah…

Lihat iring-iringan awan berarak bermadah.

Dan diri… masih saja jengah.

Tatih kutertatih, jengkal demi sejengkal beringsut letih. Kadang lirih mengundah pedih. Kekosongan hidup yang amat jernih, memudar perlahan dalam lafaz perih. Mengadu pada arogansi tipis di dada yang pipih. Melambungkan angan pada semesta khayal dalam rajam sedih, dan terhempas remuk di atas karang tajam… tersisih.

Tunduklah menunduk…

Lihat sungai tetap mengalir meski air keruh bercampur aduk.

Dan tidakkah diri tawaduk?

Pada raga yang ditumpangi tanaman, tetap akar menjalar menjalin kehidupan. Tetapkan begitu hingga akhir zaman, hingga kehancuran menyapa badan. Begitulah tersurat dalam perjanjian.

Pada raga yang ditunggangi hewan, tetap akan merangkak dalam pencarian. Terlihat buas tapi bukan kejahatan, sebab itulah janji hidup pada Dzat bernama Tuhan. Dan diri… tiada sedikit jua keberatan.

Dan engkau pada raga disusupi insan… Tidakkah mengukur jalanan? Tidakkah diri tahu jika bayang-bayang lebih panjang dari badan? Dan juga pada kasih yang hanya sepenggalan? Tidakkah memerlukan muhasabah demi keselamatan? Pada badan, pada Dzat Agung bernama Tuhan?

Tunduklah

Merunduklah

Resapilah…

 

TULISAN INI PERTAMA KALI DIPUBLIKASIKAN DI WWW.KOMPASIANA.COM COPASING DIIZINKAN DENGAN MENYERTAKAN URL LENGKAP POSTINGAN DI ATAS, ATAU DENGAN TIDAK MENGUBAH/MENGEDIT AMARAN INI.

Ando Ajo, Jakarta 5 Februari 2016.

Sumber ilustrasi.

Terima Kasih Admin Kompasiana^^

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun