Lagi-lagi hantaman terjadi di lambung kapal kargo, dan kali ini, cukup kuat untuk membuat beberapa pria di atas kapal kargo menjadi goyah pijakan mereka.
“Find her…!”
Kembali para pria bersenjata berada di sisi kapal, memindai permukaan. Sepuluh pria dengan sniper-rifle tetap tenang, penglihatan terfokus di pangkal teropong senjata mereka.
Dhuuaaak…
Satu speedboad beserta penumpangnya—di sisi belakang kapal kargo—terlempar bersamaan tubuh Dayinta Bombang yang ikut keluar dari dalam air.
Seorang sniper melepaskan tembakannya, namun masih kalah cepat dengan pergerakan tubuh mermaid itu, dan kembali ia menghilang di dalam laut. Empat orang pria yang tercebur, sama menghilang ditarik kuat tangan-tangan tak kasatmata.
Detik selanjutnya Dayinta Bombang melempar sebuah speedboad di haluan kiri kapal kargo, bersamaan itu, tali-tali air sebesar pohon pinang melesat dan menghempaskan lima pria yang dalam posisi melayang, tenggelam ke dasar laut.
Aksi kali kesekian ini, Dayinta Bombang kalah sigap oleh tembakan seorang sniper di haluan kapal kargo. Peluru kaliber besar menembus bagian paha setengah ikannya, menghempaskan tubuh gadis tersebut kembali ke permukaan air.
Tidak ingin cidera bertambah, Dayinta Bombang menyelam cepat, menghilang dari pindaian sang sniper. Satu peluru lagi sempat menyongsong tubuh yang terhempas, namun tak mengenai sasarannya.
Rona air laut berubah merah di sekitar Dayinta Bombang, kernyit di dahi menjadi-jadi. Ia merasa bagian bawah tubuhnya mulai tak “mendengar” kata hati.
Tak peduli dengan luka tembus—dari sisi depan ke sisi belakang—di tubuhnya itu, lebih-lebih pada lelehan darah yang mengubah rona air, Dayinta Bombang kembali menghantam kuat lambung kapal kargo.