Seseorang berkata padaku; hadirku… berkah tempias dari tiap butir keringat yang memercik di setiap pori tubuhmu, Mak. Tubuhmu. Yang mengering bersama lirih doamu, membeku laksana untaian mutiara terindah yang pernah kulihat dengan mata jahanam ini.
Mereka bilang; darah dagingku bahkan setiap detakan jantung yang memompa kehidupan ke setiap jengkal pembuluh di tubuh ini… darimu, Mak. Darimu. Dan pikiran terkutuk ini baru bisa menyadarinya; telah banyak luka yang kau sembunyikan karena aku, Mak. Karena kami.
Sedikit saja Mak, sedikit saja… berbagilah dengan kami. Anak-anakmu. Jangan sembunyikan. Jangan.
Tidak Mak, bukan itu! Bukan senyummu, Mak…!
Sekali saja bagikan pada kami air mata yang diam-diam kau adukan kepada Tuhan Rabb-ku. Air mata yang kau tahan agar kami tak terbangun kala dinginnya subuh membekukan gelap. Air mata yang kau tumpahkan di sela jemari keriputmu di malam hening. Air mata… yang karenanya tidurmu jadi berkurang… Mak.
Air ma—ta… yang karenanya kami bisa menapaki dunia i—ni, Mak…
Mak, dosakah kami bila… meminta se—dihmu sedikit saja?
Â
TERUNTUK SELURUH IBU DI MUKA BUMI INI, SELAMAT HARI IBU DAN KAMI TAHU, TUHAN MENGUTUS MALAIKAT PALING NYATA DAN TERINDAH PADA KAMI, DAN ITU ADALAH KAMU; IBU.
Ando Ajo, 22 Desember 2015.