Bagai Mengajar Keledai Dungu
Tidak hormat, Pak?!
Hssh… sebentar! Istirahat sebentar!
Tenangkan diri batang sebentar!
Kau tidak tahu…
Perasaan ini! Degupan jantung ini! Desiran darah ini!
Aku memang tidak pernah bertemu beliau!
Tidak pernah bersalaman dengan beliau!
Tidak juga tahu di mana makam beliau!
Betul… betul itu!
Yang di hadapan ini cuman patungnya!
Tapi itu cukup bagiku! Cukup untuk mengenang semua peristiwa!
Kau tidak tahu!
Jenderal… turunkan tanganmu!
Apa yang kau hormati siang malam itu?!
Siapa yang kau hormati Jenderal?! Siapa?!
Apa mereka itu?!
Apa karena mereka menggunakan roda empat?!
Baah…
Sedangkan kau diusung tandu! Dalam sakitmu! Terus saja bergerilya!
Mereka meluncur mulus! Berdingin dingin dalam ruang!
Kau berpanas panas… pengap sesak dalam kejaran!
Turunkan tanganmu Jenderal!
Turunkan…
Tidak semua dari mereka pantas untuk kau hormati, Jenderal…
Turunkan tanganmu Jenderal!!
Turunkan…
Pak! Maaf…
Benar! Aku… kami… mereka…
Keledai yang dungu!
----------------------------------------------------------------------------
Maafkan kami Jenderal... pejuang, kalian... para pahlawan, maafkan kami!
yang tak becus menjaga negeri, maafkan...
------------------------------------------------------------------
Ando Ajo, Jakarta 22 September 2014
Sumber ilustrasi1. Ilustrasi 2. Ilustrasi 3.
Terima Kasih Admin Kompasiana^^
-------------------------------------------------------------------------
Terima Kasih juga pada 'Jenderal Naga Bonar' yang selalu mengingatkan, meski... anak-cucu acuh tak acuh!
berpura-pura lupa, hingga benar-benar lupa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H