Mohon tunggu...
ANDJANI RAMADINA AZZAHRA
ANDJANI RAMADINA AZZAHRA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa / Akuntansi / FEB/Universitas Mercu Buana

Nama : Andjani Ramadina Azzahra NIM : 43222120001 Dosen Pengampu : Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak Mata Kuliah : Pendidikan Anti Korupsi dan etik umb

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kuis 9 - Diskursus Kejahatan pada Pemikiran Teodesi

8 November 2024   22:41 Diperbarui: 9 November 2024   00:31 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Modul Prof.Apollo
Modul Prof.Apollo

Modul Prof.Apollo
Modul Prof.Apollo

Teodisi Leibniz: Dunia Terbaik yang Mungkin Ada

Gottfried Wilhelm Leibniz adalah salah satu filsuf yang percaya bahwa meskipun ada kejahatan di dunia, dunia ini tetap merupakan "dunia terbaik yang mungkin ada". Menurutnya, Tuhan yang Maha Kuasa dan Maha Bijaksana tentu tidak akan menciptakan dunia yang sepenuhnya buruk. Dalam pandangan Leibniz, kejahatan yang ada di dunia ini tidak bertentangan dengan kebaikan Tuhan, tetapi justru bagian dari rencana ilahi yang lebih besar.

Leibniz menjelaskan bahwa Tuhan menciptakan dunia dengan mempertimbangkan keseluruhan harmoni. Dunia ini mungkin mengandung kejahatan, namun kejahatan tersebut berperan dalam menciptakan keseimbangan dan kebaikan yang lebih besar. Misalnya, penderitaan dapat membantu manusia memahami nilai kebahagiaan dan kesenangan. Dengan kata lain, kejahatan berfungsi untuk menekankan nilai-nilai kebaikan dan mendorong manusia untuk mencapainya.

Leibniz juga menekankan bahwa tidak ada sesuatu yang benar-benar jahat. Segala sesuatu yang tampak sebagai kejahatan atau penderitaan memiliki alasan yang lebih tinggi, yang mungkin tidak bisa dipahami oleh manusia. Jika kita mengetahui seluruh alasan Tuhan dalam menciptakan dunia, kita akan menyadari bahwa semua kejahatan yang ada sebenarnya berkontribusi pada kebaikan yang lebih besar (Leibniz, 1710).

David Hume: Kritik terhadap Teodisi

David Hume, seorang filsuf empiris dari Skotlandia, mengajukan kritik tajam terhadap teodisi. Dalam karyanya, Dialogues Concerning Natural Religion, Hume berargumen bahwa kehadiran kejahatan di dunia merupakan tantangan serius bagi kepercayaan terhadap Tuhan yang Maha Kuasa dan Maha Baik. Menurut Hume, jika Tuhan adalah makhluk yang Maha Kuasa, maka Dia seharusnya mampu mencegah kejahatan. Sebaliknya, jika Tuhan adalah makhluk yang Maha Baik, maka Dia tentu menginginkan untuk mencegah penderitaan yang tidak perlu.

Hume mempertanyakan, mengapa kejahatan terus ada jika Tuhan memiliki kemampuan untuk menghentikannya? Menurut Hume, jika kita berpegang pada keyakinan bahwa Tuhan Maha Kuasa dan Maha Baik, maka keberadaan kejahatan di dunia membawa kita pada kesimpulan bahwa salah satu dari dua sifat tersebut tidak benar. Dengan kata lain, kehadiran kejahatan bisa berarti bahwa Tuhan tidak sepenuhnya baik atau tidak sepenuhnya berkuasa (Hume, 1779).

Teodisi Irenaeus: Penderitaan sebagai Proses Pertumbuhan

Pandangan lain tentang teodisi datang dari Irenaeus, seorang teolog Kristen awal. Dalam teodis Irenaeus, kejahatan dan penderitaan dipandang sebagai bagian dari proses pertumbuhan manusia. Irenaeus berpendapat bahwa manusia tidak diciptakan dalam kondisi sempurna, tetapi dalam kondisi yang memungkinkan mereka untuk berkembang menuju kesempurnaan moral dan spiritual.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun