yang biru seperti sendok pispot
riuh jantungmu..
menunggui yang sakitÂ
meringkuk di kolong ranjangÂ
terantuk-antukÂ
membaca buku harianÂ
hidupmu, yang  kata pengantarnyaÂ
tak pernah berani kamu tuliskan
untuk kamu bisikkan
ke tulang rawan telingamu
yang rapuh dan melengkung
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!