Mohon tunggu...
Andi Wi
Andi Wi Mohon Tunggu... Penulis - Hai, salam!

Bermukim di Cilongok - Banyumas - Jawa Tengah. Kamu bisa mulai curigai saya melalui surel: andozshort@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pulang Katamu?

11 Mei 2017   01:06 Diperbarui: 11 Mei 2017   23:37 793
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi:cdn.idntimes.com

Saya sebenarnya ingin kabur
Karena saya merasa harus kabur
Tujuan saya adalah tidak boleh menengok
Tapi tidak bisa. Saya merasa punya mata
di belakang kepala saya, sehingga
pun jika saya pergi, saya hanya kan menambah
kebingungan saya sendiri

Saya mempercayai mata depan saya
dilain itu, saya juga mempercayai
mata belakang kepala saya satunya

Mata depan akan menuntun saya ke depan
sementara mata belakang
memandu saya berjalan ke arah sebaliknya
saling menarik-saling membisikkan
membikin saya bingung, hingga
menahan langkah kaki saya berayun
tak bisa kabur

Saya berdiri di trotoar. Kadang-kadang
saya ingin melihat apa yang terjadi
di depan sana, namun mata belakang saya
tak kalah penasaran membujuk untuk tidak ke sana

ditambah kata-katamu sempat
kau ucapkan pada saya tempo dulu:

"Jika kau lelah, dan
kepalamu bagai keledai yang
tak henti-hentinya menarik
gerobak barang, anak nakal, pulanglah!" 

Pulanglah ke dadaku. Karena

Aku ingin persilakan kau duduk
dan menarik napas.

Akhir-akhir ini, aku rindu
meja dapur dua kursi
dengan kips angin  
dan kau di tengah-tengahnya

Aku-sudah kusisakan bagianmu
sepotong ikan asin
sekubus tahu goreng dan
sambal kesukaanmu

Pintunya tak pernah terkunci.

Hujan lebih panjang dari malam itu sendiri
aku selalu
diserang pertanyaan ini itu
apa yang akan kuperbuat tanpamu
aku yang salah, waktu itu

Aku mencintai dua orang
sekaligus: diriku sendiri dan dirimu
dan itu terlalu banyak,
katamu. Aku tahu. Kita tak pernah ingin berbagi

Anak nakal, pulanglah! kembalilah ke dadaku

Saya mendengar kalimat terakhir itu
jelas-jelas  memanggil,
"Anak nakal... Pulanglah!
Sebelum kau menggigil!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun