Namun lelaki itu justru menjawab. “Lima ribu aja, Mas.”
Saya mengulurkan uang. Lalu dia langsung pergi, memanggul dagangannya melewati saya, dan selama itu terjadi saya melihat pantat lelaki itu bergoyang-goyang ke sana-kemari, goyangan pantat yang biasa diperagakan Donald Duck saat ia sedang menggoda penonton.
Melihat fenomenal itu, saya mendadak ingin pergi ke lantai atas, menyalakan komputer dan menulis Resolusi saya dengan meminjam Resolusi Lelaki itu. Dengan harapan saya dapat memenuhi resolusinya sebagai ucapan maaf. Karena mungkin saja saya telah membuatnya kesal .
Dan saya menuliskan beberapa Resolusinya di tahun 2017, untuknya.
Pertama. Tetap berjualan cuangky karena untungnya lumayan.
Kedua. Senantiasa tercurahkan tubuh sehat dan bugar. Kita nggak akan tahu jalan di depan seperti apa, mungkin agak terjal. Nggak mungkin lebih berbahaya dari itu, kecuali ada anjing kurang kerjaan mengejar-ngejar saya. Itu urusan lain.
Ketiga. Menghindari pembeli cerewet, yang suka iseng dan merasa perlu melemparkan pertanyaan rumput dan karpet, dan cewek-cewek Bandung yang cakep-cakep, dengan memberikan wejangan padanya: Jangan mau tergoda pada godaan daging seperti itu. Semua wanita sama. Sama-sama cantik. Ehem.
Keempat. Pergi ke Bandung, dan menyaksikan sendiri cewek-cewek itu. Dan kalo bisa sekalian belajar bahasa sunda, supaya cuangky saya, rasanya lebih orisinil.
Kelima. Berhenti jualan cuangky dan menjadi bos cuangky.
Keenam. Mangkak di situ saja deh. Cukup. Rukun Islam saja cuma sampai lima. Atau, nah, begini saja. Nomor lima, boleh di tambahkan sedikit, yakni naik haji bersama istri. Itu cukup.
Amin.