"Sampai kapan?"
"Lakukan saja seperti langkah awal."
Kau terkejut. Tapi kau manggut-manggut.
"Bisakah kita saling mencintai?"
"Kenapa tidak."
Kau merasa tenang mendengarkan jawabannya. Kadang-kadang masa depan semudah itu terbaca, pikirmu.
"Bisakah kita menikah?"
"Kenapa tidak."
Dan mulailah kau menyusun kata-kata. Mengumpulkan kata-kata acak, memilihnya dan membuang kata-kata yang tak berguna.
Kata-kata yang telah kau pilih berderet, berbaris dan membentuk ibu kalimat dan anak kalimat dan paragraf. Kelak 4 tahun mendatang, kau akan menuangkan kata-kata itu ke dalam sebuah kertas undangan.
***