Mohon tunggu...
Andi Wi
Andi Wi Mohon Tunggu... Penulis - Hai, salam!

Bermukim di Cilongok - Banyumas - Jawa Tengah. Kamu bisa mulai curigai saya melalui surel: andozshort@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Nama-nama

6 Maret 2015   20:03 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:04 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


"Muka kau kusut amat, Loh, kayak calo yang abis kena calo, ha-ha!" Mata Pak Din melirik Mak Cih yang sedang buat kopi, namun mulutnya tetap menjurus ke arahku.


Ma Cih menceritakan kisahku kepada Pak Din, alasan mengapa sampai larut malam aku belum tidur. Tertawanya makin keras. Dan berhenti- menjadi serius. Amat serius.


"Pulanglah, Loh!"


"Untuk apa?" ucapku.


"Untuk jelaskan semuanya. Semuanya. Termasuk perasaanmu."


Aku diam, tertekan. Ma Cih menatapku penuh selidik, mencoba membaca --apa isi di balik tempurung kepala.


"Besok aku akan pulang!" ucapku lantang, sembari keluar meninggalkan warung klotok bersama asmara, Pak Din, yang tak pernah sampai.


***


Pagi, ketika matahari masih mengenakan kacamata hitamnya, aku sudah berada di warung klotok milik Ma Cih. Berpamitan sebelum pulang kepada orang yang telah berjasa kepadaku selama di pelabuhan Loa Janan.


"Sampai pulau jawa, jangan lupa beri kabar kalau kau sudah tiba, Loh!" Ma Cih tersenyum.


Langkah demi langkah, aku membuat jarak kepada Ma Cih. Rasanya jauh sekali aku pergi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun