Mohon tunggu...
Andi Wi
Andi Wi Mohon Tunggu... Penulis - Hai, salam!

Bermukim di Cilongok - Banyumas - Jawa Tengah. Kamu bisa mulai curigai saya melalui surel: andozshort@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Untuk yang Kusebut, L

5 Maret 2015   07:41 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:09 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_371497" align="aligncenter" width="608" caption="doc.pri"][/caption]

-
Bayangkan, L.
Jika janji hanya milik 'orang' yang bisa tepati.
Kau cukup bayangkan saja: apa rasanya berdusta, karena tidak bisa tepati, janji.

Jika sudah, aku mau mengajakmu bercerita --tepatnya mengajakmu berdusta.

Kau meski tahu, ada dua hal yang biasa dilakukan orang ketika sedang berdusta. Pertama, jika ditanya ia diam, sebab tahu letak kesalahan. Kedua, mencoba memutar balikkan keadaan atau mencari alibi sisi lain mengapa ia-harus-berdusta, sebab janji tidak selamanya ditepati

L,
ketakutanku selalu pecah. Jika orang sepertimu bisa 'mengingatku'.
Itu dusta, L.
Bahkan kau sangat ingat, kapan terakhir mulai melupakanku.

L,
Keberanianku timbul. Jika orang sepertimu tidak mampu mengenang masalalu.
Itu dusta, L.
Bahkan, untuk menceritakan pada teman terdekatmu pun. Kau ragu --punya masalalu denganku.

AKU AKAN menjadi penakut, jika kamu --bisatidak mengenaliku sama sekali. Dari situ, aku akan memulai memperkenalkan diri. Lagi.

Setelah itu, L
AKU AKAN jadi orang pemberani, berani berjanji padamu. Dari: janji setia seperti burung merpati, janji seperti hujan timbulkan pelangi, bahkan di dalam janjiku pun aku berjanji.
Kemudian aku berdusta.

Jika kau tanya: apa rasanya berdusta, tidak bisa tepati janji? Aku tidak tahu, L.
Mungkin, kau yang lebih tahu jawabnya.

Jika kau masih bertanya: apa rasanya berdusta, tidak bisa tepati janji, padaku lagi?

Akan aku jawab: Aku membencimu, L.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun