[caption id="attachment_371497" align="aligncenter" width="608" caption="doc.pri"][/caption]
-
Bayangkan, L.
Jika janji hanya milik 'orang' yang bisa tepati.
Kau cukup bayangkan saja: apa rasanya berdusta, karena tidak bisa tepati, janji.
Jika sudah, aku mau mengajakmu bercerita --tepatnya mengajakmu berdusta.
Kau meski tahu, ada dua hal yang biasa dilakukan orang ketika sedang berdusta. Pertama, jika ditanya ia diam, sebab tahu letak kesalahan. Kedua, mencoba memutar balikkan keadaan atau mencari alibi sisi lain mengapa ia-harus-berdusta, sebab janji tidak selamanya ditepati
L,
ketakutanku selalu pecah. Jika orang sepertimu bisa 'mengingatku'.
Itu dusta, L.
Bahkan kau sangat ingat, kapan terakhir mulai melupakanku.
L,
Keberanianku timbul. Jika orang sepertimu tidak mampu mengenang masalalu.
Itu dusta, L.
Bahkan, untuk menceritakan pada teman terdekatmu pun. Kau ragu --punya masalalu denganku.
AKU AKAN menjadi penakut, jika kamu --bisatidak mengenaliku sama sekali. Dari situ, aku akan memulai memperkenalkan diri. Lagi.
Setelah itu, L
AKU AKAN jadi orang pemberani, berani berjanji padamu. Dari: janji setia seperti burung merpati, janji seperti hujan timbulkan pelangi, bahkan di dalam janjiku pun aku berjanji.
Kemudian aku berdusta.
Jika kau tanya: apa rasanya berdusta, tidak bisa tepati janji? Aku tidak tahu, L.
Mungkin, kau yang lebih tahu jawabnya.
Jika kau masih bertanya: apa rasanya berdusta, tidak bisa tepati janji, padaku lagi?
Akan aku jawab: Aku membencimu, L.
Tapi, itu dusta, L.
Karena sesungguhnya, aku sangat mencintaimu.
Itu juga dusta, L.
Aku tidak bohong.
Karna kau pasti tahu, aku sangat membencimu. Selamanya, L.