. Lihat saja bagaimana persoalan Cicak vs Buaya yang menyandera KPK dan Kepolisian, klaim Thailand dan Kamboja atas kuil candi Preah Vihear, proses demokratisasi di Myanmar, dan 'shuttle diplomacy' atas buntunya 'joint communiqu' di ASEAN terkait Laut Cina Selatan. Bahkan di penghujung masa periode keduanya, SBY diminta PBB untuk menjadi co-chair bersama Perdana Menteri Inggris dan Presiden Liberia dalam membuat roadmap Sustainable Development Goals (SDGs) bangsa-bangsa di dunia sebagai bentuk lanjutan dari Millenium Development Goals (MDGs).
Rekam jejak, talenta dan legacy sekomplit itu sangat sayang untuk dibiarkan begitu saja oleh bangsa ini. Tidak banyak tokoh bangsa yang punya pengalaman dan jejaring selengkap ini. SBY tidak hanya sarat akan pengalaman dan kapasitas yang mumpuni namun juga dirinya memiliki wisdom dan akseptabilitas yang tinggi dari berbagai pihak.
Contoh paling nyata adalah pada saat transisi kepemimpinan di tahun 2014, SBY menyiapkan segala sesuatunya untuk memperlancar estafet kepemimpinan bagi Jokowi. Bangsa ini mencatat peristiwa ini sebagai sejarah penting.Â
Untuk pertama kalinya transisi kepemimpinan bangsa ini berjalan lancar. Tentu, ini adalah tradisi yang sangat baik dan sebuah bukti sejarah bagaimana SBY selalu memposisikan diri dengan proper dan sebagai seorang negarawan. Sejatinya, president's problems need president's solutions.
Komitmen SBY jelas. Dalam pidato kenegaraan terakhir di tahun 2014, SBY menyampaikan bahwa adalah kewajiban moral sebagai mantan Presiden nantinya, dan sebagai warga negara, ia ingin terus berbakti kepada negaranya untuk bersama-sama mendengarkan dan mendukung Presiden yang menjabat untuk kebaikan dan kemajuan negeri ini.
Tidak ada kata terlambat untuk memulai tradisi yang baik ini. Ada pepatah yang mengatakan, "It takes two to tango", artinya kedua belah pihak harus bersedia. Kini bola ada di tangan Presiden Jokowi bagaimana ia akan mengambil peluang emas untuk menjadikan SBY teman diskusi terbaiknya, dan memposisikan SBY sebagai 'the elders'.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H