Â
Ketiga, program Huta Mandiri dapat menjadi sebuah jaringan masyarakat sipil global yang berperan dalam melawan kemiskinan (Global Call to Action against Poverty). Program Huta Mandiri dapat menjadi semacam rantai jejaring masyarakat sipil, sekaligus melanjutkan apa yang telah dilakukan Tujuan Pembangunan Millenium (MDGs). Loewenson (2001 : 4) memperkuat pentingnya peran pembangunan global yang diinisiasi masyarakat sipil.[6]
Â
It emerges from a shift in the understanding of developmental processes [...] As there has been a shift towards a more rights based approach to development, more prominence has been given to civil society roles in raising, advancing, and claiming the entitlements of different social groups.
Â
Kesimpulan
Â
Inti dari sebuah program pembangunan sosial adalah pemberdayaan (empowerment). Pemberdayaan ditandai dengan sikap ataupun tindakan dari masyarakat itu sendiri untuk melakukan sesuatu dengan kemauan dan keinginan pribadinya. Sebuah masyarakat yang berdaya biasanya tergolong swakarya (self-creation), swadaya (self-power) dan swasembada (self-sufficient). Â Huta mandiri sebagai sebuah social-project, tentu diarahkan pada upaya pemberdayaan, terutama bagi masyarakat di tanah Samosir.
Â
Program huta mandiri dapat memunculkan efek domino bagi perkembangan dan kemajuan masyarakat itu sendiri. Huta dapat menjadi semacam lup, bagi sebuah lahirnya masyarakat yang berdaya, dimana pengaruhnya dapat menyebar dalam lingkup desa, kecamatan hingga kabupaten. Membesarnya lup huta dapat menjadi pertanda baik bagi bangkitnya masyarakat sipil di tanah Samosir, ditengah upaya menanti keberadaan dan pendampingan negara di kehidupan sehari-hari mereka.
Â