Bukankah agama mengajarkan aku harus membantu orang-orang miskin dan yang berkesusahan??
Bukankah negara tercinta ini memiliki falsafah hidup Pancasila?? Bukankah setiap warga negara harus menerapkan nilai-nilai luhur Pancasila dalam kehidupan sehari-hari dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara??? Bukankah sebagai warga negara kita harus saling bergotong-royong dalam membantu sesama saudara sebangsa dan setanah air yang hidupnya tidak seberuntung kita???
Aaahh...aku tak mau pusing tentang itu. Yang penting aku dan anak-anak dan istriku aman. Tenteram. Cukup makan cukup pakaian cukup jajan.
Peduli tetangga peduli orang lain yang mau makan atau tak makan. Mau sakit atau tak punya duit buat beli obat.
Aku banyak baca berita. Mafia-mafia tanah mencaplok tanah-tanah milik warga. Mafia tanah merugikan warga. Negara tidak hadir. Warga entah harus melapor kemana. Untuk menuntut hak-haknya. Kok seperti hidup dalam rimba belantara?? Yang besar dan kuat menindas yang kecil dan lemah???
Dan, aku hanya membaca. Tanpa berbuat apa-apa!!
Bukankah mestinya, harusnya, wajibnya, aku sebagai warga negara harus tampil berkomentar. Misalnya berteriak: BASMI MAFIA TANAH!! PENJARAKAN PELAKU & OTAKNYA!! KEMBALIKAN HAK-HAK WARGA YANG TANAHNYA DICAPLOK!! Itu misalnya.
Aaahh...aku tidak melakukan apa-apa. Aku diam saja. Aku tak mau ambil pusing. Itu bukan masalahku. Aku mau cari aman saja.
Aaahh.... Aku ternyata tidak melakukan apa-apa.
Selain hanya mencari nafkah buat keluarga.
Kadangkala pun aku pakai cara-cara yang melanggar etika.
Padahal kan aku warga negara!
Tetapi, kok aku begitu nafsu memprotes, mengkritik, bahkan menghujat sang pemimpin negara.Yang menurutku sudah berbuat salah.Dan berdosa.
Kok mendadak aku laksana wartawan yang menuliskan berita fakta dan realita tentang kesalahan sang raja?
Kok mendadak aku laksana pakar hukum yang mengupas pasal dan ayat hukum yang bisa dituduhkan pada sang pemimpin??
Kok mendadak aku laksana pakar politik yang mengamati dan menyimpulkan ini politik dinasti. Ini boleh itu tak boleh.
Sementara, tadi saat aku jalan pagi diselingi jogging. Aku lihat seseorang membuang sampah sembarangan. Dan kulihat pula seorang anak sekolah berseragam naik motor tanpa helm melintas di depanku. Aku biarkan. Aku tak peduli.Hal-hal kecil. Pelanggaran kecil. Aku biarkan.Terus kok aku sok-sokan urusi hal-hal besar?Seolah aku seorang pakar?