Kawan-kawan saya  ramai-ramai bikin organisasi relawan untuk mendukung  Ganjar masuk bursa pilpres 2024. Ketika mereka  mengajak saya ikutan, saya jawab, saya hanya mau dukung capres yang berani bersuara lantang dan bersumpah akan memberantas tuntas korupsi apabila menang pilpres kelak. Memangnya selama ini ada  elite politik termasuk semua pemimpin di negeri ini yang berani lantang, tegas dan keras akan memberantas korupsi selain Ahok alias Basuki Tjahaja Purnama???
Ahok tak saja berani lantang bersuara ingin membasmi pungli dan korupsi, dia juga bertindak, action, dalam memberantas pungli dan korupsi. Salah satu action Ahok untuk mencegah dan memberantas korupsi adalah pembuatan e-Budgeting.Â
Yang kemudian oleh Anies Baswedan sebagai gubernur terpilih yang mengantikan Ahok, e-Budgeting itu malah tidak dipakai.
Jika sebagai calon pemimpin bangsa  tidak berani bersuara lantang dan bertindak memberantas korupsi ya percuma!Â
Karena, ke depan, yang urgen dibutuhkan adalah  figur-figur  pemimpin yang berani tegas dan keras tanpa kompromi dalam menghantam dan memberantas tuntas korupsi yang pada gilirannya bisa menyelamatkan uang negara dari para perampok itu.
Kalau cuma mencari pemimpin yang bisa membangun jalan tol, bandara, dan pelabuhan, seorang Fesbuker seperti saya pun mampu. Â
Jokowi sudah sukses membangun infrastruktur, membangun banyak jalan tol, bandara-bandara, pelabuhan, dll. Jokowi pun sudah merebut saham 51% dari Freeport. Sudah membubarkan Petral yang telah merugikan negara triliunan. Dan Jokowi telah pula membubarkan HTI yang bertentangan dengan ideologi negara dan pandangan hidup bangsa, yaitu Pancasila.
Jokowi pun sudah membangun Papua yang sempat ditelantarkan selama berpuluh-puluh tahun.
Di era Jokowi pembangunan fisik sudah bagus dan cukup.
Tengok saja di mana-mana banyak fitnes center dan salon. Untuk mempercantik diri dan memperbagus bentuk fisik. Banyak pria tampil gagah berotot. Banyak wanita tampil cantik jelita. Â
Rumah-rumah ibadah juga dibangun dimana-mana, bahkan hingga ke pelosok desa. Tetapi, belum bisa membangun mental, rohani dan moral bangsa yang baik. Â
Hoaks, SARA, rasis, intoleransi, radikalis, teroris, Â korupsi, pungli masih terjadi dan ada dimana-mana.
Sekitar tahun 80-an, saya ingat, di setiap sudut kota Jakarta ini disediakan telepon-telepon umum. Tetapi, telepon-telepon umum itu dirusak, Â dipreteli dan bahkan lenyap tak berbekas. Bahkan besi-besi pagar pembatas jalan pun digondol. Ini menunjukkan mental masyarakat yang bobrok, bukan?