Hendi, sapaan akrabnya memang memiliki pengalaman, jam terbang, serta ketokohan dengan popularitas tinggi. Hanya saja, potensi masalah akan muncul jika Mas Hendi memaksakan diri untuk maju di Pilwakot Semarang 2024.
Seperti kita ketahui, Mas Hendi yang pernah menjabat sebagai Wali Kota Semarang (sejak pertama kali ditetapkan jadi pelaksana tugas wali kota tahun 2012 sampai ditarik ke LKPP tahun 2022), dalam kepemimpinannya ada beberapa persoalan yang terjadi di lingkungan Pemkot Semarang, dan berpotensi menjadi persoalan hukum.
Sebut saja, hilangnya kas daerah Pemkot Semarang sebesar Rp 22 miliar tahun 2015, masalah kasus dugaan korupsi terkait penyelenggaraan Motocross Grand Prix (MXGP) Semarang tahun 2018, dan terakhir masalah kasus pembunuhan sadis terhadap Paulus Iwan Boedi Prasetijo (Iwan Budi), aparatur sipil negara di Kota Semarang tahun 2022 yang hingga kini belum terungkap. Meski secara hukum belum ada kepastian keterlibatannya, namun persoalan itu tentu sangat seksi untuk menjadi bahan serangan bagi lawan politiknya.
PDIP, partainya, tentu memiliki pertimbangan yang lebih jernih untuk persiapan Pilwakot Semarang, di tengah menguatnya para calon dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) dan partai pendukung lainnya, sebut saja Dico M Ganinduto dan Yoyok Sukawi. Dengan mesin partai yang solid, serta pengalaman mengikuti Pilkada, saya yakin PDIP akan memilih calon yang "lebih aman" daripada potensi kasus seperti yang dialami Mbak Ita terulang.
Dengan pertimbangan di atas, saya yakin peluang Hendrar Prihadi memperoleh rekom dari partainya untuk maju pada kontestasi Pilwakot Semarang akan semakin menipis, meski tentu masih punya peluang.
Namun itu semua masih dalam ranah prediksi pribadi saya, dan elite PDIP tentu memiliki pertimbangan sendiri menentukan calonnya.
Bagi saya yang merupakan simpatisan PDIP sejak Pemilu 2009, sangat berharap Agustina Wilujeng-Kadarlusman mendapatkan rekomendasi maju di Pilwakot Semarang yang akan dilaksanakan 27 November 2024 nanti. Kami siap memenangkannya.
"Satyameva Jayate".(*)
