Mohon tunggu...
Andi Siti Nurhaliza Syahrul
Andi Siti Nurhaliza Syahrul Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Andi Siti Nurhaliza Syahrul - 05 - XI Mipa 1 SMA Negeri 28 Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Resensi Novel "Alazhi Perawan Xinjiang"

3 Maret 2021   11:37 Diperbarui: 3 Maret 2021   11:52 663
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

IDENTITAS BUKU

Judul : Alazhia Perawan Xinjiang, Perjalanan Cinta Gadis Musim Uyghur

Penulis : Nuthayla Anwar Shihab

Penerbit : Qanita

Tahun Terbit : Desember 2021

ISBN : 978-602-9225-67-9

Tebal : 440 halaman

SINOPSIS

Aku terlahir sebagai Uyghur, yang katanya adalah juga bangsa Cina, tapi sukumu memperlakukan kami sebagai kambing. Aku mengubah namaku, jati diriku, penampilanku bahkan tingkah lakuku, supaya sukumu bisa menerimaku sebagai bagian dari kalian. Aku berkhianat pada diriku sendiri, pada orangtuaku, agamaku, dan pada sukuku.

Sebagai minoritas di sebuah negara raksasa, suku Muslim Uyghur hidup dalam bayang-bayang teror yang dilakukan Pemerintah Cina. Alazhi, putri Damullah Musha, pemuka agama di Kashgar, Xinjiang sejak kecil melihat betapa tak adilnya kehidupan yang dialami sukunya. Tekanan dari pemerintah membuat kaum Uyghur apalagi yang perempuan tak bisa berkiprah bebas.

Ingin berkiprah lebih bebas, Alazhi menolak lamaran Mammet Hassan dan lari ke Guang Zhou. Dia menentang perintah sang Ayah yang tak mengizinkan putrinya bekerja di kota lain, mengabaikan kesedihan ibunya. Pilihan Alazhi menimbulkan dendam di hati Yasen, sang adik bungsu yang terpaksa mengorbankan masa depannya demi menjaga orangtua mereka.

Karier dan gemerlap Guang Zhou ternyata tak memuaskan hati Alazhi. Meski kini dia menjelma sebagai gadis modern, jiwanya sebagai gadis Muslim Uyghur tetap tertinggal. Ketika Xinjiang bergolak oleh demonstrasi, Alazhi kian resah, mencemaskan keluarganya. Dia terperangkap antara keinginan untuk kembali bersama keluarganya, atau terus mengejar kariernya. Sanggupkah dia terus menggenggam bara, sementara di kampung, keluarganya tengah bertahan dari pembantaian?  

KELEBIHAN

Pertama kali saya membaca buku ini, saya langsung terlarut dengan cerita yang disuguhkan oleh penulis. Cerita ini memberitahu pembaca tentang bagaimana kehidupan di Uyghur yang jarang sekali orang mengetahuinya. Tata bahasa disajikan dengan sangat indah, dan saya tidak menemukan kesalahan penulisan dalam novel ini. Banyak pesan yang tersajikan pada cerita ini. 

KEKURANGAN

Satu-satunya kekurangan dari novel ini adalah ada banyak kata-kata yang belum pernah kita lihat maupun dengar. Gaya bahasa yang digunakan penulis sulit dimengerti bagi anak-anak.

REKOMENDASI

Saya merekomendasi buku ini untuk para remaja muslimah dan ibu-ibu yang gemar membaca cerita tanpa ada unsur percintaan. Karena, mayoritas isi novel ini adalah tentang nilai-nilai kemuslimahan yang luntur oleh zaman. 

Sekian resensi singkat saya tentang karya pertama dari Nuthayla Anwar, seorang penulis yang mendapat inspirasi dari melihat lingkungan sekitarnya. Saya meminta maaf apabila ada kesalahan kata dan penulisan resensi ini. Terimakasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun