Karier dan gemerlap Guang Zhou ternyata tak memuaskan hati Alazhi. Meski kini dia menjelma sebagai gadis modern, jiwanya sebagai gadis Muslim Uyghur tetap tertinggal. Ketika Xinjiang bergolak oleh demonstrasi, Alazhi kian resah, mencemaskan keluarganya. Dia terperangkap antara keinginan untuk kembali bersama keluarganya, atau terus mengejar kariernya. Sanggupkah dia terus menggenggam bara, sementara di kampung, keluarganya tengah bertahan dari pembantaian? Â
KELEBIHAN
Pertama kali saya membaca buku ini, saya langsung terlarut dengan cerita yang disuguhkan oleh penulis. Cerita ini memberitahu pembaca tentang bagaimana kehidupan di Uyghur yang jarang sekali orang mengetahuinya. Tata bahasa disajikan dengan sangat indah, dan saya tidak menemukan kesalahan penulisan dalam novel ini. Banyak pesan yang tersajikan pada cerita ini.Â
KEKURANGAN
Satu-satunya kekurangan dari novel ini adalah ada banyak kata-kata yang belum pernah kita lihat maupun dengar. Gaya bahasa yang digunakan penulis sulit dimengerti bagi anak-anak.
REKOMENDASI
Saya merekomendasi buku ini untuk para remaja muslimah dan ibu-ibu yang gemar membaca cerita tanpa ada unsur percintaan. Karena, mayoritas isi novel ini adalah tentang nilai-nilai kemuslimahan yang luntur oleh zaman.Â
Sekian resensi singkat saya tentang karya pertama dari Nuthayla Anwar, seorang penulis yang mendapat inspirasi dari melihat lingkungan sekitarnya. Saya meminta maaf apabila ada kesalahan kata dan penulisan resensi ini. Terimakasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H