Mohon tunggu...
Andi Setyo Pambudi
Andi Setyo Pambudi Mohon Tunggu... Penulis - Pemerhati sumberdaya air, lingkungan, kehutanan dan pembangunan daerah

Perencana Pembangunan (Development Planner)

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Menghadang Badai Pengangguran Akibat Covid-19

18 April 2020   09:43 Diperbarui: 18 April 2020   11:00 678
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jobless not Hopeless. Sumber: satujam.com

Itu solusi yang telah diberikan pemerintah, meski realisasinya masih butuh kerja keras. Di sisi lain, ada masalah ketersediaan data ketika pemerintah akan merealisasikan program penyelamatan pemerintah bagi kaum buruh di Indonesia.  Diharapkan perusahaan juga melaporkan data pekerja yang diberhentikan atau dirumahkan kepada kantor dinas tenaga kerja setempat untuk kemudian disampaikan ke Kementerian Ketenagakerjaan.

Kementerian Perindustrian juga tampak aktif melakukan upaya penyelamatan dengan merealokasi anggarannya sebesar Rp 113,15 miliar untuk menangani dampak Covid-19. Anggaran lebih difokuskan untuk menumbuhkan wirausaha baru bagi korban PHK dan yang dirumahkan. Kementerian ini berencana memfasilitasi IKM mendapatkan kredit usaha rakyat yang lebih mudah dari perbankan milik negara.

Hal ini juga tak lolos dari kritik. Masih ada yang mengkhawatirkan bahwa pemberian stimulus kepada industri tanpa penilaian yang komprehensif justru akan menjadi celah terjadinya moral hazard.

Dalam situasi kondisi pembatasan sosial berskala besar (PSBB) seperti sekarang, bantuan langsung tunai dan pangan adalah program yang paling ditunggu oleh golongan 30 persen keluarga termiskin.

Stimulus jangka pendek terbaik adalah untuk orang miskin, penganggur, korban PHK, agar bisa bertahan hidup. Fokus terbaik saat ini seharusnya adalah pada penanganan virus dan membantu masyarakat yang rentan. Dan ini butuh ketegasan.

Dari sisi psikologis masyarakat, diperlukan upaya-upaya yang bersifat motivasi untuk memberikan dorongan semangat masyarakat ditengah ketidakpastian.

Saat rasa putus asa datang karena sebuah kondisi yang disebut pengangguran ini, maka secepatnya pemerintah agar menyemangati untuk dapat bangkit dengan kampanye-kampanye atau berita bersifat positif. Jangan biarkan rasa tersebut ada hingga berlarut-larut, bahkan sampai menghambat masyarakat untuk melangkah maju *** (ASP, 2020)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun