Mohon tunggu...
Andi Setyo Pambudi
Andi Setyo Pambudi Mohon Tunggu... Penulis - Pemerhati sumberdaya air, lingkungan, kehutanan dan pembangunan daerah

Perencana Pembangunan (Development Planner)

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Potret HKm Tebing Siring, Sekelumit Kisah Manis dari Kabupaten Tanah Laut

15 April 2020   08:32 Diperbarui: 15 April 2020   08:39 534
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menjelajahi Wilayah Hutan Kemasyarakatan (HKm) Tebing Siring di Desa Tebing Siring, Kecamatan Bajuin, Kabupaten Tanah Laut Kalimantan Selatan. Sumber: Dokumentasi Pribadi Andi Setyo Pambudi

Melalui pemanfaatan lahan hutan tersebut, pada tahun 2012, mereka mendapat surat izin dari Bupati yang harus mendapat persetujuan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Sebelum itupun, sambal menanti persetujuan, para petani tetap konsisten menjaga dan merawat tanaman tersebut. Bahkan, banyak masyarakat yang sebelumnya bekerja di tambang emas, mulai fokus mengembangkan perhutanan sosial.

Tanaman karet HKm Tebing Siring yang didukung oleh JIFFRO Jepang, Bridgestone-untuk bibit karet, dan Dinas Kehutanan setempat. Tanaman ini berada pada Demplot Agroforestry Desa Tebing Siring, Kecamatan Bajuin, Kabupaten Tanah Laut Kalimantan Selatan. Sumber: Dokumentasi Pribadi Andi Setyo Pambudi.
Tanaman karet HKm Tebing Siring yang didukung oleh JIFFRO Jepang, Bridgestone-untuk bibit karet, dan Dinas Kehutanan setempat. Tanaman ini berada pada Demplot Agroforestry Desa Tebing Siring, Kecamatan Bajuin, Kabupaten Tanah Laut Kalimantan Selatan. Sumber: Dokumentasi Pribadi Andi Setyo Pambudi.
Tanaman multi purpose tree species (MPTS) yang ditanam di wilayah HKm Tebing Siring. Dokumentasi Pribadi Andi Setyo Pambudi.
Tanaman multi purpose tree species (MPTS) yang ditanam di wilayah HKm Tebing Siring. Dokumentasi Pribadi Andi Setyo Pambudi.
Selain dengan Pak Mahrus Aryadi, saya juga berkesempatan untuk berdiskusi langsung dengan masyarakat yang teragabung di KTH "Ingin Maju" dan KTH "Suka Maju".

Berdasarkan hasil diskusi ini, masih banyak kendala dan permasalahan  yang dihadapi kelompok tani hutan ini baik sebelum maupun setelah adanya program perhutanan sosial. Beberapa yang sempat saya catat diantaranya adalah :

(1) Tidak adanya modal/dana untuk usaha yang sifatnya jangka panjang; (2) Kesimpangsiuran pengalokasian anggaran desa untuk kegiatan KTH dikarenakan ketidakjelasan kebijakan terkait adanya kewajiban SK notaris untuk pengajuan anggaran; (3) Aksesibilitas (jalan) sulit; (4) Masalah keterbatasan komunikasi sehingga masyarakat sulit mengakses informasi; (5) Jumlah pendamping terbatas dan terkendala faktor usia/menjelang pensiun; serta (6) Semangat yang tinggi dari kelompok untuk kegiatan perhutanan sosial tidak diimbangi dengan dukungan terkait kejelasan sistem permodalan dari pemerintah. Kelompok tani hutan berharap agar ada kegiatan pembinaan dari pemerintah terkait permodalan usaha (sistem dalam memperoleh modal usaha).

Meskipun masih banyak pekerjaan rumah, tetapi hasil saat inipun mungkin sudah membuat daerah lain iri.  Setiap daerah tidak harus sama dalam melaksanakan pembangunan, perbedaan dalam pembangunan memang perlu dilakukan, demi mengakomodir karakteristik dan kemampuan masing-masing wilayah. 

Membangun daerah pinggiran, bukan saja terkait kewilayahan atau geografis daerah daerah yang berdekatan dengan perbatasan negara tetangga, tetapi juga soal manusia yang terpinggirkan dan kurang mampu secara ekonomi, termasuk di dalam dan disekitar kawasan hutan.

Masyarakat di HKm Tebing Tinggi adalah contoh teladan dari kisah sukses bahwa keadaan bisa diubah. Mereka tidak menyalahkan keadaan, tapi lebih memilih bersahabat dengan keadaan itu sendiri. Usaha mencari pembenaran dalam kehidupan ini adalah sia-sia belaka.

Cobalah berkomitmen untuk mengambil tanggung jawab penuh pada hidup kita dan hadapi setiap masalah yang ada dengan percaya diri. Dan itu telah mereka tunjukkan***(ASP, 2020) 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun